YOSA IRFIANA

Powered by Blogger.
Enggak pernah nyangka sebelumnya, jika aku berani memutuskan punya anak kedua di usia 35an. Realitanya bukan karena selisih dengan kakaknya 8 tahun, melainkan usia ini dapat dikatakan high risk oleh dokter. Yah, namanya juga siapnya usia segini, tapi ternyata ada hal lain yang harusnya lebih matang untuk dipikirkan. Istilahnya, mental udah aman, tapi fisik? wow jangan dilupakan say.

Januari 2023, adalah awal tahun yang menyenangkan. Aku optimis banget bahwa tahun 2023 akan membawa perubahan besar, terutama karir dan proyeksi kerjaan. Ada benarnya, walaupun enggak sepenuhnya benar. Aku memulai hari-hariku dengan nafas panjang, dan obrolan yang semakin seru bersama Mas Didit dan Alya. Alya sudah makin besar, bisa banget kami tinggal kemana-mana yang bikin kami balik kayak masa pacaran.

Suatu hari di januari 2023, aku kembali merasa mual. Mualnya dibarengi dengan pusing yang sering bikin aku lemas. Aku sering minta makan berkuah, minum es, dan buah. Suatu hari juga, aku maksa banget beli lato-lato di tengah perjalanan habis makan siang. Kata Mas Didit, pada saat tersebut dia yakin kalau perutku ini sudah isi. Dalam hatiku pun juga begitu. Cuma, aku enggak mau gegabah lagi, dan nyaris mikir, "apa asam lambungku kambuh lagi"

Hari demi hari, mualnya makin jadi. Wes lah, daripada menerka-nerka terus, aku putuskan beli test pack lagi, sambil mbatin: "halah kalau ini beneran hamil kali". Maka, di pagi yang cerah dan ketika aku test pack, sebenernya kalau garis dua ya enggak surprise-surprise amat sih, karena tanda-tanda kehamilannya udah makin kerasa. Nah kan, benar saja! Samar-samar terlihat garis dua, meski enggak setegas punya Alya.

Singkatnya, kami memastikan ke Klinik Ibu dan Anak, dan yes: janin sudah berusia 4 minggu. Sempet ditanya sama Dokter tentang kapan terakhir menstruasi. Tapi waktu itu jadwal menstruasiku masih kacau ya, jadi aku jawab seingatnya. Prediksi dokter, Timur akan lahir di tanggal 3 September 2023. Wah, seru juga! Di tahun yang penuh harapan ini, ternyata aku dapat hadiah seru yang bakal makin menyenangkan hari-hariku.


KEHAMILAN

Selama kehamilan, aku enggak fokus ke count the days, tapi make the days count. Aku makin sibuk kerjaan karena perusahaan tempat aku bernaung makin tumbuh besar. Aku harus monitoring dan manage teman-teman produksi dari eTape satu ke eTape lain. Dari pulau satu ke pulau lain. Janinnya enggak berontak kok, justru suka! Suka banget. 

Tri semester pertama menurutku adalah hal yang super menyenangkan karena aku bisa makan apa aja, dan sama sekali enggak ngidam. Yah, kalau ada pengen-pengen makan apa, itu sih enggak ngidam. Wong hari-hari enggak hamil saja aku pengenan. Serunya lagi, aku lebih suka masakan rumahan kayak sop, tahu, tempe, ayam goreng, sambal, ikan goreng. Semuanya aku makan lahap tanpa sisa.

Aku enggak lagi mikirin harus makan ikan tiap hari karena aku udah tahu takaran makanan yang terbaik buatku dan janin. Aku enggak maksa minum degan tiap hari kayak waktu hamil Alya, karena justru degan tiap hari lah yang bikin air ketubanku keruh. Aku dengan tegas nolak minum jamu, karena aku paham betul bisa memicu endapan dan bisa berdampak menganggu pernafasan janin. Aku enggak mau terbelenggu dalam mitos yang membuat gila, karena semua bisa dilogika.

Kunci utamanya adalah aku cuek, dan aku fokus ke banyak hal yang membuatku senang. Aku kerja, aku bisa beli apa-apa, di-support anak dan suami, dan anak kedua ini membawa kebahagiaan di mana pun aku berada. Kalau ada yang ngeyel soal mitos ibu hamil dan maksa aku harus melakukannya, tentu aku diam saja dan mentok cuma senyum. 

Hal ini dipertegas sama obrolanku dengan Mas Didit, "orang tuh maunya diperhatikan dan maunya diturutin tanpa tahu kondisi orang lain. Sebagai orang lain, kita juga berhak buat nolak dan enggak ambil pusing". Jadi, yang tahu diri kita ya harusnya kita sendiri. Saran didengarkan, ambil baiknya dan buang buruknya. Memang agak susah kalau realitanya ketemu omongan orang tua, tapi di situ kami belajar berkomunikasi dan menganggap semua enggak perlu diperdebatkan. Banyak hal lain yang harus kita pikirkan.

Berbeda dengan kehamilan Alya, hamil kedua ini memang enggak heboh pun termasuk sambutan orang tua dan mertua. Seneng sih seneng, tapi rasanya kok enggak yang hebring kayak waktu pertama. Ada sih mertua datang ke sini selama hampir sebulanan, tapi bukan secara khusus datengin aku, melainkan memang mereka pengen sekalian ke rumah saudara-saudaranya yang lain. Sedangkan orang tuaku sendiri, ya biasa saja. Enggak yang terus memperhatian perubahan bentuk tubuh, juga enggak nanya aku pengen apa. 

Enggak, aku enggak nyuruh mereka harus serba memperhatikan, hanya saja, inilah yang nantinya akan membuat kelahiranku enggak luput dari drama, seperti waktu kelahiran Alya.




PEKERJAAN 

Mari kita skip dulu soal drama orang tua, nanti aku ceritakan di blogpost berbeda. Balik lagi soal kehamilan yang semakin hari semakin wow gerakan adek sungguh membahana. Dengan tetap memikirkan kerjaan dan menganggap hamil itu bukan penghalang besar, maka kerjaanku mostly aku kerjakan sendirian dan nyaris enggak minta asisten. Capek sih capek, tapi seneng ya gimana ya. Aku menyukai tulisan berbahasa inggrisku yang makin bagus, aku menyukai alur yang smooth, dan shot list yang mampu divisualisasikan oleh teman-teman dengan keren!

Masalah kerjaan datang pada bulan maret-april, tepat waktu mertuaku di sini. Kondisi di lapangan sangat riuh, terkesan enggak matang, dan ngawur dalam mengambil keputusan. Banyak script yang harus dikerjakan di malam hari karena paginya harus syuting, karena banyak perubahan di lapangan. Belum lagi revisi demi revisi yang terjadi nyaris tiap hari. Jadi, gampangnya, aku harus nulis buat besok, tapi yang buat syuting hari ini juga belum tentu fix. Ya apa enggak mampus? Mana aku dianggap cuma sebagai scriptwriter doang, which means, "hello darling, yang menggawangi program ini siapa? Pesan naskah seperti pesan nasi goreng saja?" Ini kalau aku lagi enggak hamil, aku bisa berantem!

Aku marah besar. Benar-benar marah sebesar itu sampai titik aku enggak mau ngomong lagi di grup (sampai sekarang, meskipun sudah baik-baik saja). Untungnya ada suamiku yang juga sering turut andil di perusahaan tempat aku bernaung ini. Awalnya temen-teman pra dan paska enggak ngeh dengan masalah di tim produksi. Hanya saja, karena aku yang paling berdampak, karena temen-temen produksi memang intens dengan creative dan penulis naskah, jadinya ya semua seakan cuma aku yang paling sensitif.

Lalu pada pertengahan eTape Sumatra, aku memutuskan untuk melemparkan naskah ke freelance scriptwriter. Itu temenku juga sih, dan ya namanya juga freelancer, kadang ya sudah yang penting cepet. Nyawa program dan ambisi untuk membuat tayangan bermutu agak dikesampingkan, mengingat deadline yang enggak masuk akal. Pada akhirnya, aku sadar bahwa masalah yang terjadi di lapangan, memang karena tim produksinya sendiri juga enggak seintens biasanya. Ketika aku tanyai satu-satu kenapa bisa se-chaos ini, aku lantas menemukan jawaban yang sebetulnya sudah aku prediksi: ada sesuatu kesalahan dari salah satu kru yang dinormalisasi. YA SUDAH, KALAU SUDAH BEGITU, ETAPE HARUS SEGERA DITUNTASKAN, BARU AKU BISA BABAT HABIS KETIKA SUDAH SELESAI SYUTING.

Singkat cerita, karena aku memutuskan diam dan sempat dikira sensitif karena hamil, tim berkumpul untuk evaluasi. Di sana, mendadak lidahku kelu bukan main. Janin di perut seakan membuat aku kalem dan nyuruh aku mengambil nafas panjang. Aku cuma ngomong beberapa kalimat doang, kemudian dilanjutkan oleh suamiku dengan catatan di notesnya. Semua tampak hening dan aku tahu enggak semua orang terbuka dan mau mengakui kesalahan. Pada intinya, aku enggak mau hal ini terjadi lagi ke depannya. Dan sejauh kami mengembangkan perusahaan ini, eTape Sumatra dapat dikatakan gagal. Yah, kalau boleh jujur, gara-garanya cuma 1 orang yang benar-benar membawa petaka besar. Memang aku yang menghire dia, cuma dianya juga yang enggak menghormati aku, enggak menghormati atasannya yang lain, serta berkomunikasi seperti orang jalanan. 

Capek sebetulnya ngomongin ini. Tapi mari kita move ke masalah lain lagi. Di sisi lain, ada keluargaku yang banyak menaruh harap denganku. Aku mengajak adikku sebagai asisten penulis naskah karena aku sering keteteran. Sudah terhitung setahun, dan waktu eTape Sumatra memang aku lempar cuma beberapa naskah saja. Gimana ya jelasinnya. Yang menaruh harap padaku tuh banyak betul. Belum adik sendiri, belum temen yang minta kerjaan terus. Jadi yaaah, aku harus pintar-pintar membagi kerjaan supaya seimbang dan merata.

Nah, karena aku ajak adikku menjadi asisten, maka otomatis orang tuaku berharap besar supaya adikku ada kerjaan tetap dan terus-terusan. Mereka sama sekali tidak memikirkan capeknya aku bikin ide program, capek sama komunikasi yang jelek di lapangan, dan capek dengan kondisi kehamilan. Mereka sama sekali menutup mata dan seakan cuma menuntut adikku dapat penghasilan. Aku paham mereka berpisah dan adikku jadi anak paling gagal di keluarga. Dia tidak kuliah seperti kakaknya, dia tidak punya tempat untuk berharap, dan dia bahkan harus minum obat buat anxietynya. 

Tapi kalau ngomongin kesehatan mental, memangnya aku apa enggak nyaris gila? Memangnya aku enggak punya masalah besar? Memangnya jalan hidupku mulus-mulus saja? Apa semua orang tahu gimana rasanya dicaci maki di depan orang banyak? Apa semua orang tahu aku sering nyasar di kota besar waktu nyari kerjaan? Apa semua orang tahu aku sering nangis di tengah perjalanan karena enggak tahu kemana aku harus pulang?

Mentang-mentang anak pertama kok kudu bisa menanggung beban. Kok harus banget bertanggungjawab atas apa yang tidak aku lakukan. Kok harus minta maaf padahal aku tidak melakukan kesalahan. Istilahnya, anak pertama itu ketiban sampur ya. Kalau dilogika, sudah ujug-ujug jadi anak pertama, harus jadi pendekar pula buat keluarganya. Mana sering enggak didengarkan keluh kesahnya. Sandwich generation yang enggak masuk akal memang.

Pada kehamilan kedua ini, Tuhan seakan memberiku petunjuk besar. bahwa banyak orang di sekitarku yang hanya mau memanfaatkan. Ditunjukkan juga mana yang niat baik dan mana yang aslinya baik di depan. Wah, aku pikir hamil kedua akan berjalan lancar sayang, ternyata jauuuh lebih drama ketimbang kehamilan pertama.

Namun begitu, sejujurnya aku sendiri merasa tubuhku baik-baik saja. Cuma perlu diakui, berat badan kali ini bertambah gendats dan sempoyongan. Agak ngos-ngosan memang, tapi aman. Aku enggak pernah rewel, meskipun tiap malam mandatory-nya harus dipijetin kaki, apalagi sejak usia janin masuk ke tri semester kedua. Makin hari makin berat saja.

Aku baru nemu ritme enak ketika memasuki kehamilan umur 4 bulan. Aku udah jarang mual, dan udah mulai rajin olahraga meskipun seringnya olahraga di rumah saja. Aku beli tuh gym ball buat digunain waktu hamil 5 bulan ke atas. Waktu itu masih berharap agar bisa lahiran normal. 

Oh iya, mulai tri semester kedua, aku juga udah lumayan rajin ngonten. Lumayan ih dapat produk-produk skincare dan ada pemasukan lain. Cuma kadang moodku emang ambyar. Kadang tuh ada rasa males buat dandan, buat cantik-cantikan, yang bikin aku yakin aku tuh hamil cowok beneran. Jadi kalau kalian lihat aku dandan, aku bikin konten, itu aku paksaaa haha!

MEMUTUSKAN LAHIRAN DIMANA

Kehamilan Timur ini sebetulnya well prepared, terlebih soal mau melahirkan dimana. Pada awalnya, aku pengen lahiran di klinik dekat rumah, dengan Obgyn yang pro normal. Iya, aku pengen VBAC, mengingat jaraknya dengan anak pertama saja 8 tahun. Tapi ternyata syarat VBAC tidak segampang itu karena aku harus mematuhi beberapa syarat dan ketentuan yang kudu dimonitoring sepanjang kehamilan. Jadi bukan cuma jarak kehamilan saja, tapi juga tekanan darah, riwayat penyakit, usia ibu hamil, dan banyak hal yang bikin aku ngeper duluan. Pun sama Dokter juga disarankan agar aku melahirkan di Rumah Sakit, bukan klinik. Alias misal harus second opinion caesar, langsung ada tindakan.

Dari hal tersebut, aku dan suami sepakat menggunakan BPJS Kesehatan karena ya keleus cuy enggak pernah dipakai. Pengen juga nyobain fasilitas kesehatan umum. Lumayan banget kalau bisa, dan budget lahirannya bisa dialokasikan ke tabungan atau tambah-tambah buat aqiqahan. Maklumlah, anaknya cowok, kambingnya dua.

Kamipun bergerak cepat ke faskes pertama yaitu Puskesmas dan rutin kontrol per bulan sekali. Diperiksanya memang sama Bidan. Bidan memprediksi HPL 10 September, agak jauh sama prediksi Obgyn pertama. Nah, kok enggak langsung Obgyn? Jadi, nanti ketika memasuki usia 7 bulan, baru lanjut ke Dokter umum, di mana beliaulah yang akan mengarahkan kita bisa lahiran normal atau caesar. Jujur saja, pelayanan BPJS enak kok. Sekarang udah enggak terlalu didiskriminatif oleh beberapa oknum. Semua pelayan kesehatan benar-benar nyaman. Aku jadi merasa percaya diri dan mantap buat lahiran pakai BPJS. 

Singkatnya, aku ngerasa susah bener buat lahiran normal. Ya gimana enggak? HB-ku pernah ngedrop dan pernah juga kekurangan darah. Jadi ketika kehamilan berusia 34 weeks setelah diperiksa dokter umum, aku pun dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah. Di RSUD inilah, aku bertemu dengan Obgyn. Prediksi beliau, aku akan lahiran pada 1 September. Kemudian beliau sempat bertanya padaku mau coba normal atau langsung caesar. Aku dan suami bilang pasrah aja deh, misal bisa normal ya hayuk, enggak ya sudah, hahaha. 


Dan ternyata, pada kehamilan 36 weeks, janinku terlilit tali pusar. Yak baguuus! Memasuki HPL malah belibet ini dek. Padahal aku udah rutin pakai gym ball, berusaha sebisa mungkin tiap hari olahraga ringan, dan makan yang sehat bergizi. Sudah, semua sudah kulakukan. Tapi apa daya jika begini jalannya. Caesar lagi, ya sudah enggak apa-apa. Aku siap semuanya.

Bukankah yang penting aku dan janinku sehat? Bukankah semua cara lahiran itu disebut normal? Bukankah aku tetap bernama Ibu meskipun aku caesar?

Next aku ceritain kisah lahiranku di blogpost terpisah ya!
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Setelah sekian lama ngga nyentuh blog, kecuali ada review tentang dunia beauty, kini aku putuskan buat menghidupkan blog ini lagi. Entah dengan tulisan tentang kegundahan, tentang pengalaman, atau bahkan tentang parenting - sama seperti awal blog ini berdiri. Yaps, mungkin sekarang kamu ngga cuma bakal denger tentang Alya aja, tapi juga tentang Timur. 

So, mari kita sambut Timur dan aku kenalkan kelahirannya yang yaaah cukup banyak drama. Aku mulai dengan awal memutuskan punya Timur yaps.

PROLOG

Kehadiran Timur bukan tanpa sebab. Timur adalah jawaban dari doa-doa kami bertiga, terlebih Alya yang memang keburu pengen adek. Tepatnya sejak umur 3, Alya sebetulnya udah nanya terus tentang kapan aku bisa hamil lagi. Kala itu, bukannya sulit untuk mewujudkan keinginan Alya, karena secara kesehatan, aku dan suami cukup subur. Cuma yang jadi soal adalah kondisi keuangan yang belum stabil benar. Mungkin kamu bilang kalau anak adalah rezeki, tapi kami berusaha realistis aja, karena rezeki bukan melulu soal anak. Lagian, punya anak itu tanggung jawabnya besar banget. Cakupannya luas, bukan melulu soal uang tapi juga mendidik dan membesarkannya menjadi manusia baik yang berguna. Takutnya, nanti kalau mikir anak adalah rezeki, justru bikin kita sudah sejak awal beranggapan bahwa jika nanti anak besar, dia punya tanggungan atas orang tua yang melahirkannya. Kasihan ih, anak kok belum-belum sudah dikasih beban. Aku lebih nalar kalau kita bisa handle punya anak berapa, lewat program berencana. Kalaupun ngga bisa, ya yang penting kita udah usaha. Yang di luar kuasa kita, berarti tinggal berserah sama Allah, udah gitu aja.
"Alya, Timur... Papa Mama sayang kalian berdua. You owe me nothing"
TENTANG KEPUTUSAN YANG LAMA

Singkat cerita, beberapa tahun berselang, Alya tiba-tiba terasa sudah besar saja. Dia sudah super mandiri, karena didikan tegas kami. Iya, kami menyiapkan agar dia bisa apa-apa sendiri buat dirinya sendiri. Dia bahkan bisa kami tinggal di rumah kalau kami ada kerjaan. Berkali-kali diajak kerja dan diajak kemana-mana seringnya nolak dengan alasan, "nanti Alya ngga ada temannya". Aku membenarkan. Alya memang seringan bengong kalau kami ajak syuting. Parah-parahnya jadi hapean terus sepanjang kami sibuk kerjaan. 

Akupun makin hectic karena aku sempet kerja hybrid kantoran dan kadang seminggu sekali harus ke Semarang. Capek banget boss rasanya! Belum lagi beberapa project freelance yang dikerjakan dan rugi banget kalau ditolak. Mana harus bagi waktu sama suami yang kerjaannya juga sama gilanya. Lagi-lagi, yang kena dampaknya juga Alya. Alya sudah terbiasa memang dengan ritme kerja kami. Tapi kan dia tetap harus di Magelang, dan kadang harus dititipkan ke Eyang kalau kami masih di perjalanan luar kota. Sayangnya, di tempat eyang dia lagi-lagi sambat kalau ngga ada teman.

Alya yang sering main sendiri

Nah,beda lagi kalau kami sedang sibuk dengan kerjaan di rumah. Alya justru happy karena seharian bisa main sama teman, dan pulang kalau makan, mandi, dan sholat. Betul kami bisa kerja di rumah, cuma ya itu belum tentu ada quality time yang dibangun sama Alya. Alya kesepian, pada intinya. Maka, lewat pembicaraan yang panjang dan berbulan-bulan mikirin segala konsekuensinya, aku bilang, "aku siap buat anak kedua, salah satunya demi Alya". 

Tapi ternyata, punya anak kedua ini tidak bisa simsalabim begitu saja. Habitku yang buruk karena tidak bisa manage kerjaan, benar-benar kerasa efeknya. Aku mengalami PCOS, dimana berat badan tubuhku naik dan susah turun, jadwal menstruasiku kacau sama kacaunya dengan pola tidur. Maka, untuk menghitung waktu subur pun jadi gembling. Kalau begini caranya, berarti aku harus ubah pola hidupku karena aku mau sehat seperti waktu punya Alya. Nah, jika kalian pernah tahu kenapa aku sempet resign di bulan Agustus 2022 dari kantor animasi yang sebetulnya cukup menjanjikan, sekarang kalian tahu apa penyebabnya.

Sejak itu aku mengubah pola hidupku mulai dari siklus tidur yang baik. Mulai tidur dari jam 9 malam, dan bangun maksimal jam 6 tanpa tidur siang. Aku mulai olahraga lagi setelah sekian tahun lamanya. Aku makan makanan yang sehat dengan masak sendiri, biar aku juga ikutan gerak. Aku kurangi kopi, kalaupun minum kopi, aku minum di waktu pagi. Aku mulai benar-benar memperhatikan Alya dan memutuskan memberhentikan catering Alya di sekolah, supaya bisa aku bikinin sendiri. Dan yaaa, mengasyikkan juga, plus aku kasih note berisi kata-kata :)

Kerjaanku pun membaik setelah aku memutuskan mempunyai asisten, yang mana itu adalah adikku sendiri. Jika tenaga, waktu, dan pikiranku belum bisa aku gunakan untuk membuat naskah pesanan, maka aku lempar ke adikku yang tentunya masih lewat mentoringku. Lagi-lagi menyenangkan. Aku jadi punya banyak waktu untuk diri sendiri maupun keluargaku.

Setelah semua dirasa membaik, siklus menstruasiku menunjukkan jadwal yang cukup rutin meskipun durasinya masih sedikit-sedikit. Aku dan suami makin percaya diri kalau akan cepat diberi momongan lagi. Tapi pernah juga, saking percaya dirinya, begitu aku mual, aku sudah mikir itu hamil. Ternyata setelah ditest pack, zonk! Hahaha. Ya namanya juga usaha.

Lalu kami juga sempat liburan ke Bali dengan harapan senang-senang dan mendekatkan diri satu sama lain. Alya tampak happy sekali, bahkan sampai detik ini dia tidak pernah berhenti cerita pengalamannya sendiri. Aku dan suami juga makin dekat dan bahagia karena bertiga saja sudah seceria ini apalagi kalau berempat. Kami berangan-angan jika suatu saat Alya punya adik, maka kita akan road trip berempat ke mana saja anak-anak mau. Sungguh angan-angan yang menyenangkan.




Foto sama buku yang didesain oleh Papa

Benar saja, beberapa minggu setelah dari Bali, aku menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Perutku mual bukan main yang aku ngga mau gegabah lagi buat test pack. Kemudian aku pusing, dan tidak menstruasi. Selang 4 harian dari tanda-tanda tersebut, suamiku mantap beli test pack dan yakin kalau janin sudah ada di perutku. Aku pun test pack dengan rasa yakin "pasti jadi nih", dengan senyum-senyum sendiri, dan yes! Garis dua terlihat meski super samar, memang tidak seperti punya Alya.

Maka sore itu kami putuskan ke Klinik Ibu dan Anak, sejujurnya bukan hanya memastikan saja, namun pengen banget rasanya say hello sama janin dan terimakasih sebesar-besarnya. Alya langsung sumringah ketika layar LCD memperlihatkan janin sebesar biji kacang. Janin sudah berusia 4 minggu, itu artinya ketika kami berlibur ke Bali, aku sudah hamil muda. Untungnya belum mual yang gimana-gimana dan kuat-kuat saja. Mulai saat itu, kami menjaga Timur dengan perasaan sayang dan penuh cinta. Hari-hari kami dipenuhi perasaaan yang mungkin terlalu sulit untuk diungkapkan.

Hallo Timur!

Januari, 2023
"Hallo Timur, kamu sudah ada di perut Mama"

Alya dan Timur bersaudara dengan selisih 8 tahun lamanya.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Jika ibaratnya rambut adalah mahkota wanita, maka apapun akan kita lakukan demi selalu menjaganya. Banyak sekali faktor yang membuat rambut kita bermasalah, salah satunya adalah faktor cuaca panas dan tingkat polusi yang tinggi, apalagi kita hidup di Indonesia. Rambut sering menjadi kusut, kering, patah, maupun kasar. Kalau tidak rutin perawatan, rambutpun bisa rusak dan menua. Iya, yang butuh perawatan bukan cuma kulit saja, karena rambut juga bisa menua.
Kalau kita aware tentang rambut menua, maka sebagai wanita aktif yang selalu menjaga penampilan dari ujung kaki ke ujung kepala, tentu tidak boleh mengabaikan perawatan rambut yang rutin. Bukankah rambut yang sehat adalah dambaan dan faktor penting penunjang penampilan? Nah, kita bahas semuanya agar #rambuttetapmuda.
Apa Itu Rambut Menua
Rambut menua pasti dialami oleh sebagian besar dari kita, jika kita membiarkan rambut rusak dan tidak merawatnya. Rambut menua bukan hanya dialami oleh wanita dewasa, tapi juga bisa dialami oleh wanita usia 20-an. Makanya, secepat mungkin kita sadar akan pentingnya merawat rambut, maka rambut menua bisa ditunda jauh lebih lama.
Ciri-Ciri Rambut Menua
Banyak wanita tidak menyadari bahwa permasalah rambut yang dialami merupakan penuaan rambut. Penuaan rambut bukanlah perubahan warna rambut saja atau ubanan seperti yang diketahui selama ini. Ada banyak sekali ciri-ciri yang sangat mudah dikenali, antara lain:
1.  RAMBUT RUSAK
Nah sayangnya, indikasi penuaan rambut bukan hanya adanya uban saja namun juga rambut yang menjadi lebih kering karena produksi minyak alami kulit berkurang. Akibatnya, rambut menjadi lebih kusam dan tampak rusak. 
2.  RAMBUT RONTOK
Jika kita mendapati rambut rontok karena mudah patah dan tidak setebal sebelumnya, bisa jadi itu juga termasuk penuaan rambut. Pada awalnya mungkin akan terlihat rambut yang kasar dan patah, kemudian lama-lama akan rontok parah. Hal ini disebabkan karena Folikel rambut yang mengecil dan membuat rambut yang tumbuh menjadi lebih tipis dan bahkan berhenti tumbuh. Jika ini terjadi secara terus menerus dan dibiarkan begitu saja, maka rambut kita bisa botak dan tentunya bikin tidak percaya diri.
Penyebab Penuaan Rambut
1.  MENGHABISKAN BANYAK WAKTU DI BAWAH TERIK SINAR UV
Paparan sinar matahari tak hanya berbahaya buat kulit, namun juga buat rambut. UVA dan UVB berpotensi membuat rambut kering dan kemerahan. Yang paling parah, efek buruk sinar UV juga bisa membuat lapisan terluar rambut yaitu keratin dan melanin, menjadi rusak karena kelembapan alami rambut akan berkurang.
2.  MENCUCI RAMBUT SETIAP HARI
Mencuci rambut setiap hari biasanya kita lakukan karena sering berada di luar ruangan. Rasanya rambut menjadi kotor, bau tak sedap, dan keringat yang bikin kulit rambut gatal. Namun, beberapa shampoo mengandung bahan aktif untuk mengatasi ketombe atau jamur di kulit kepala, membuat sebum rambut terus berkurang jika setiap hari digunakan. Hal ini bukan hanya membuat rambut menjadi kering, namun juga bikin rambut kusam.
3.  MENGIKAT RAMBUT TERLALU KENCANG DAN SERING
Hal yang sering tidak kita sadari adalah mengikat rambut terlalu kencang, karena beberapa dari kita menginginkan rambut yang rapi. Namun jika rambut selalu diikat kencang dalam frekuensi yang berlebihan, akan menganggu ketahanan folikel, dan mempercepat perubahan warna alami rambut. Termasuk lebih cepat beruban!
4.  SERING STYLING RAMBUT
Sebagian besar wanita pasti pernah styling rambut entah dengan mewarnai, meluruskan, mencatok, sampai menggunakan hair dryer. Proses styling ini memang membuat tampilan kita tidak membosankan dan membuat lebih percaya diri. Namun jika kita tidak merawat rambut dengan benar, maka rambut akan lebih cepat rusak dan patah.
5.  MENGABAIKAN PENTINGNYA PERAWATAN
Perlu kita akui bahwa perawatan rambut seringnya dinomorduakan. Banyak diantara kita yang lebih sering memikirkan perlindungan dan perawatan kulit, sehingga ketika kita sudah memasuki usia 30-an, kita baru sadar bahwa rambut juga perlu didengarkan.
Perawatan rambut bukan hanya soal rutin membersihkannya, namun juga menggunakan conditioner untuk melembapkan, mengeringkan dengan benar, kemudian menggunakan vitamin yang rutin agar rambut tetap sehat, kuat, dan bersinar.

 

Jadi, gimana sih cara supaya rambut tetap muda dan membuat penampilan tetap terjaga?
Solusi Mengatasi Rambut Menua Yang Praktis dan Terjangkau
Meski proses penuaan memang tidak bisa dihindari, namun dengan perawatan rambut yang rutin dan menggunakan ingredients yang terbukti bagus, akan membuat rambut tampak muda kembali.
Dengan perkembangan zaman yang semakin modern, maka kita tidak perlu repot-repot membuat treatment rambut homemade memakai bahan alami. Pun untuk kita yang aktif dan sibuk sehingga tidak punya banyak waktu buat perawatan rambut di salon atau di klinik kecantikan. Saat ini ada banyak sekali produk perawatan rambut yang bisa kita percaya, karena pastinya brand-brand besar sudah melakukan riset dan development produk yang berkualitas prima.
Namun untuk mendapatkan #rambuttetapmuda, ada beberapa hal harus kita perhatikan dari ingredients di dalam produknya:
- Mengandung Antioksidan
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa antioksidan dapat mencegah kerontokan rambut, serta mengobati kerontokan agar tidak lebih parah. Antioksidan sangat penting untuk kesehatan rambut karena dapat meremajakan rambut sehingga membuatnya terhindar dari penuaan lebih awal.
- Mengandung Heat Protection
Heat Protection sangat wajib untuk kita yang suka dengan styling rambut, karena bahan ini akan melapisi dan melindungi rambut dari kerusakan yang biasanya disebabkan oleh paparan suhu panas ketika styling.
Nah, kedua manfaat di atas, bisa kita dapatkan dalam sebuah ingredients bernama Moroccan Oil/ Argan Oil.
Bahan ini sangat populer untuk perawatan rambut, karena di negara asalnya yaitu Maroko, minyak ini menjadi rahasia kecantikan lokal yang turun temurun. Minyak ini mengandung nutrisi beragam, terutama vitamin E, yang berperan sebagai antioksidan dan penting untuk melindungi rambut dari radikal bebas dan mengandung berbagai jenis lemak nabati maupun asam lemak. Morrocan Oil mempunyai manfaat untuk mengatasi rambut kusut dan kering, menjadikan rambut lebih kuat, tampak lebih tebal, sehat, dan berkilau.
Saat ini, usiaku udah kepala 3. Banyak hal yang membuat rambutku berubah kondisi, seperti terlalu sering berada di lapangan waktu zaman muda, mengalami kerontokan akibat menyusui, hingga proses styling yang kadang tidak diimbangi dengan perawatan yang rutin.
Dari pengalamanku tersebut, maka aku tidak mau lagi membuat rambut rusak, dan aku intens sekali melakukan perawatan harian. Sebagai wanita aktif, baik dalam keluarga maupun bekerja, maka aku melakukan perawatan rambut di rumah saja, karena aku jarang sekali bisa keluar rumah sendirian dalam waktu lama. Artinya, perawatan rambut bisa kita lakukan secara praktis dan mudah.
Beberapa hal yang aku lakukan adalah:
1.  Keramas 2-3 hari sekali, dan fokus di area kulit kepala untuk menghilangkan kotoran seperti ketombe, dan kerak kepala.
2.  Memakai produk shampoo dan conditioner setiap keramas, tanpa skip salah satunya.
3.  Memakai vitamin rambut pada saat rambut setengah kering, fokus dari tengah ke ujung rambut.
4.  Tidak melakukan styling berlebihan, termasuk mengkuncir rambut dalam waktu yang lama.
5.  Melakukan perawatan mingguan dengan creambath/ hairspa sesuai dengan kebutuhan rambut.
Dengan berbekal perawatan rutin yang aku lakukan biar rambutku tidak rusak, maka meskipun saat ini aku masih masa menyusui anak kedua, rambutku tidak rontok berlebihan! Rambutku juga tetap terasa lembut dan tergerai indah, walaupun rambutku super panjang karena sudah lama tidak potong rambut ke salon. Wah senang sekali ya kan? Hal ini sangat berbeda ketika aku menyusui anak pertama, di mana waktu itu kondisi rambutku rontok parah. Jadi, aku akan tetap menjaganya biar rambut tetap muda.

 

Aku harap, siapapun kalian yang baca ini, kalian sudah mulai sadar akan pentingnya perawatan rambut, seberapapun usia kalian. Jangan lupa pilih produk unggulan dari brand-brand yang terpercaya karena rambut kita adalah asset yang berharga!
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Pembaca blog aku masih ada yang belum tahu CTMP? Pembaca blog aku sudah pada coba produk-produk skincare buat advance tapi belum tahu basic skincare itu apa? Tenang, aku nggak marah. Aku akan kasih tahu sesuai pengetahuan dan pengalamanku punya kulit berjenis acne prone yang saat ini udah berusia 30an.

Jadi seperti yang kita setujui bahwa kulit yang sehat adalah dambaan setiap umat. Sehat mungkin bukan berarti harus glowing, licin, mulus bak porselen. Tapi sehat bisa berarti bersih, terasa nyaman, dan bikin percaya diri. Nah, sayangnya, tidak semua orang paham bahwa kulit sehat tidak bisa didapat dalam sekejap mata dan maunya instan. Bisa sih perawatan di klinik, tapi selain harganya cenderung mahal, juga tetap butuh konsistensi dan perawatan yang optimal.

Nah, buat kita yang mungkin punya keterbatasan dana, hal paling simple yang bisa dilakukan adalah skincare basic dengan produk yang masuk akal. Masuk akal dalam artian produknya harus aman, terdaftar, tidak menjanjikan sesuatu hal yang instan, dan yang jelas: produk original.

Okay. Back to CTMP. CTMP adalah singkatan dari Cleansing – Toning – Moisturizing – Protecting. CTMP ini step skin care yang paling sederhana dan paling dibutuhkan kulit. Boleh kamu breakdown per step sesuai kebutuhan dan pilih produk yang bisa kamu sesuaikan dengan jenis kulit.

Cleansing adalah proses membersihkan kotoran dari sisa makeup, debu, polusi, serta mengangkat sel kulit mati. Bisa pakai metode single cleansing atau double cleansing. Kalau aku, biasa pakai double cleansing dengan Milk Cleanser dan Face Wash, supaya kulitku bersih sempurna.

Toning sangat dibutuhkan buat make sure kotoran sudah tidak ada lagi, dan juga bisa menambah/ mengembalikan kelembapan kulit supaya tidak kering setelah mencuci muka. Nah, ada bermacam-macam jenis toner yang bisa kita pilih, seperti exfoliating toner atau hydrating toner. Exfoliating toner biasanya aku pakai dengan kapas, sedangkan hydrating toner aku tuang langsung di tangan. Exfoliating toner biasanya aku barengi dengan pemakaian hydrating toner, sedangkan hydrating toner selalu aku pakai dengan takaran layer yang aku butuhkan.

Moisturizing ini adalah step ketiga setelah toning. Biasanya aku tunggu setelah kulit setengah kering, lalu aku aplikasikan moisturizer yang teksturnya ringan dan cepat meresap di kulit.

Protecting adalah step yang paling penting dalam basic skincare. Apalah arti semua step skincare jika kita tidak melindunginya dari efek buruk sinar matahari. Yep, protecting mencakup produk yang ber-SPF dan digunakan pada saat terang atau mulai pagi hari.

Kabar baiknya lagi, moisturizing + protecting bisa banget kalian gabungin karena saat ini ada banyak produk yang bertajuk sunscreen, tapi punya efek kelembapan yang luar biasa. Dari CTP, kita bahkan bisa persingkat menjadi CTP.


Buat yang belum tahu, kondisi kulitku saat ini cukup bersih dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. PR besarku mengurangi PIE dan PIH yang bandel banget! Selain itu, aku sudah harus gencar melawan aging, yang tentu tidak bisa dihindari lagi. Yang tadinya punya kulit acne prone dan berminyak, kini di beberapa spot sungguh terasa kering dan terlihat garis halus jika tersenyum. Oh no!

Pakai skincare anti aging? Wah tentu sudah. Aku rajin pakai retinol sebelum hamil anak kedua. Nah, tapi aku balik nanya deh. Apakah kalian tahu bahwa sunscreen juga bisa dikategorikan produk anti aging? Hah yang benar? Iya dong. Karena sunscreen memang dibuat untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari. Sinar UV ini salah satu penyebab utama kulit mengalami penuaan dini. Penggunaan sunscreen bahkan bisa dilakukan sejak kita mulai usia remaja. Kebayang kan, jika semakin awal kita pakai sunscreen, maka semakin tertunda pula tanda-tanda penuaan dini. Seperti kerutan, garis halus, bitnik hitam, sampai kulit yang kendur.

Benang merah ceritaku di atas adalah: kalian harus pilih sunscreen yang tepat dan jangan malas pakai sunscreen.

So, di blogpost kali ini, aku mau kenalin produk yang punya fungsi ganda dan cocok buat segala macam jenis kulit: SCARLETT SUN BRIGHT DAILY SUNSCREEN SPF 50 PA+++.


SCARLETT SUN BRIGHT DAILY SUNSCREEN SPF 50 PA+++ adalah sunscreen yang sudah lama bersliweran di timeline sosial mediaku. Dengan kemasan dominan kuning cerah, Scarlett berhasil bikin aku excited buat coba!

Isi                      : 50 ml
No BPOM         : 18221701725

Sunscreen ini dilengkapi dengan kemasan plastic yang membungkus seluruh bagian, supaya kualitasnya terjaga. Dengan bentuk tube yang ringan, aku kira sunscreen ini cocok banget dibawa jalan-jalan.


INGREDIENTS

Aqua, Ethylhexyl Methoxycinnamate, Homosalate, Butyl Methoxydibenzoylmethane, Phenylbenzimidazole Sulfonic Acid, Ethylhexyl Salicylate, Octocrylene, C12-15 Alkyl Benzoate, Cetearyl Alcohol, Aminomethyl Propanol, Butylene Glycol, Glycerin, Glyceryl Stearate, PEG-100 Stearate, Polyacrylate Crosspolymer-6, Trimethoxybenzylidene Pentanedione, Phenoxyethanol, Bis-Ethylhexyloxyphenol Methoxyphenyl Triazine, Arisaema Amurense Extract, BHT, Bisabolol, Aloe Barbadensis Leaf Extract, Allantoin, Decyl Glucoside, Panthenol, Glycine Soja (Soybean) Oil, Ethylhexylglycerin, Disodium EDTA, T-Butyl Alcohol, 1.2-Hexanediol, 2-Aminobutanol, Tocopherol, Theobroma Cacao Seed Extract.


KEY INGREDIENTS:
·       Bisabolol (tidak membuat iritasi dan aman untuk kulit sensitive)
Membantu menghidrasi kulit, melindungi kulit dari penuaan dini yang disebabkan oleh efek buruk sinar UV, membantu mengatasi iritasi ringan, membantu melawan bakteri penyebab jerawat.
·       Allantoin (tidak membuat iritasi dan aman untuk kulit sensitive)
Menyejukkan kulit, merawat kulit agar terasa halus, lembut, dan tidak kering, serta bisa menghidrasi kulit.
·       Aloe Barbadensis Leaf Extract
Membantu menyamarkan noda gelap pada wajah, membantu menyejukkan kulit, menjaga kelembapan kulit.
·       Vitamin E
Membantu melindungi efek buruk sinar UV, melembapkan kulit.
·       Phyto Whitening
Membantu mencerahkan warna kulit dan menyamarkan noda hitam.
·       Pro Vitamin B5
Menjaga kelembapan kulit wajah dan menyegarkan kulit.
·       Glycine Soja Oil
Membantu menyamarkan noda gelap, meratakan warna kulit, melindungi kulit dari efek sinar UV, dan menjaga kelembapan kulit.

Secara keseluruhan, produk ini adalah Triple Protection Sunscreen (UVA, UVB, dan Blue light) dengan kandungan SPF 50 PA +++ dan Blumilight. Kandungan Blumilight berfungsi sebagai proteksi kulit wajah dari radiasi blue light, yang berasal dari gadget & elektronik. Produk ini juga disebut dengan Broad Spectrum Sunscreen untuk cegah sunburn, kerutan, flek hitam, hingga kanker kulit. Menurutku, sunscreen ini memang must have item sih!


TEKSTUR

Setelah mencoba banyak produk sunscreen, maka aku ngerasa SCARLETT SUN BRIGHT DAILY SUNSCREEN SPF 50 PA+++ ini punya tekstur cream tapi runny. Tidak terlalu thick, dan mampu menyerap sempurna ke dalam kulit. Dia juga nggak whitecast, tapi memang setiap sunscreen perlu jeda buat nge-set!


Di kulit terasa adem dan nggak pliket. Nggak engap dan nggak berat. Nah, meskipun klaimnya cocok buat kulit normal to dry, tapi di kulitku yang mudah berminyak di beberapa spot tertentu, nyaman-nyaman saja tuh. Kalian bisa coba sendiri ya, karena hasil di setiap orang akan berbeda.

CARA PAKAI

Cara pakainya gampang kok. Setelah cuci wajah, kamu bisa pakai toner, serum, dan moisturizer, kemudian baru dilanjutkan dengan sunscreen. Seperti aku bilang di atas, pada kondisi kulit tertentu, bahkan pemakaian SCARLETT SUN BRIGHT DAILY SUNSCREEN SPF 50 PA+++ tidak lagi memerlukan moisturizer sebelumnya. Karena hasilnya benar-benar lembap dan kenyal.

Aku pakai sebanyak 2 ruas jari penuh, dan ratakan di kulit dengan cara ditepuk-tepuk pelan, biar sunscreen ngeset perlahan. Gunakan sunscreen secara merata, kurang lebih 15-30 menit sebelum keluar ruangan. Nah, karena produk ini punya SPF 50 PA+++, nanti pemakaian sunscreen akan aku ulangi, sekitar 4-5 jam ke depan. 


RESULT

Sebagai pecinta kulit glowing, surprisingly hasilnya cakeeeep paraaah! Aku ngerasa kulitku super moist, no whitecast, nggak lengket, dan glowing bahkan sejak permakaian pertama. Kelihatan lebih sehat, cerah, dan sehat. Di bagian awal aku sudah bilang kan, kalau sunscreen pun bisa jadi pelembap sekaligus? SCARLETT SUN BRIGHT DAILY SUNSCREEN SPF 50 PA+++ ini bisa jadi produk andalan yang sat set, dan praktis. 

Oh iya, buat kalian yang takut dengan efek pedih sunscreen di area mata, aku punya tipsnya. Setelah pakai sunscreen biasanya akan aku jeda 7 menitan, baru di-tap-tap dengan loose powder, terutama bagian bawah mata agar sunscreen nggak terasa pedih. Pengaplikasian bedaknya jangan digeser ya, biar nggak crack, atau nggak pilling.

Biar lebih jelas, silahkan lihat di foto before – after berikut ini. Ini pemakaian SCARLETT SUN BRIGHT DAILY SUNSCREEN SPF 50 PA+++ tanpa bedak ya! Glowing kan?


Dengan pengalaman pemakaian SCARLETT SUN BRIGHT DAILY SUNSCREEN SPF 50 PA+++, aku juga pengen kalian ikutan cobain deh. Ingat, sunscreen itu penting dan produk utama untuk anti aging!

Supaya nggak salah pilih produk, kalian jangan lupa cek keaslian produk di:
https://verify.scarlettwhitening.com
Dan untuk produk aslinya, kalian bisa beli di:
https://linktr.ee/scarlett_whitening


Semoga review ini membantu kalian dalam merawat kulit dengan bahagia ya!
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Older Posts

HELLO!


I'm Yosa Irfiana. A scriptwriter lived in Magelang. Blog is where i play and share. Click here to know about me.

FIND ME HERE

  • Instagram
  • Twitter
  • Facebook
  • Google Plus

Blog Archive

  • ▼  2024 (3)
    • ▼  March 2024 (1)
      • KEHAMILAN DI USIA 35 TAHUN
    • ►  February 2024 (2)
  • ►  2023 (6)
    • ►  August 2023 (1)
    • ►  July 2023 (1)
    • ►  June 2023 (1)
    • ►  March 2023 (2)
    • ►  January 2023 (1)
  • ►  2022 (15)
    • ►  December 2022 (1)
    • ►  October 2022 (1)
    • ►  August 2022 (2)
    • ►  July 2022 (1)
    • ►  June 2022 (1)
    • ►  April 2022 (2)
    • ►  March 2022 (2)
    • ►  February 2022 (4)
    • ►  January 2022 (1)
  • ►  2021 (60)
    • ►  December 2021 (1)
    • ►  November 2021 (3)
    • ►  October 2021 (3)
    • ►  August 2021 (3)
    • ►  July 2021 (2)
    • ►  June 2021 (3)
    • ►  May 2021 (15)
    • ►  April 2021 (21)
    • ►  March 2021 (2)
    • ►  February 2021 (2)
    • ►  January 2021 (5)
  • ►  2020 (44)
    • ►  December 2020 (5)
    • ►  November 2020 (2)
    • ►  October 2020 (4)
    • ►  September 2020 (5)
    • ►  August 2020 (3)
    • ►  July 2020 (7)
    • ►  June 2020 (6)
    • ►  May 2020 (1)
    • ►  April 2020 (4)
    • ►  March 2020 (2)
    • ►  February 2020 (3)
    • ►  January 2020 (2)
  • ►  2019 (89)
    • ►  December 2019 (5)
    • ►  November 2019 (7)
    • ►  October 2019 (6)
    • ►  September 2019 (10)
    • ►  August 2019 (6)
    • ►  July 2019 (6)
    • ►  June 2019 (9)
    • ►  May 2019 (9)
    • ►  April 2019 (8)
    • ►  March 2019 (7)
    • ►  February 2019 (7)
    • ►  January 2019 (9)
  • ►  2018 (135)
    • ►  December 2018 (21)
    • ►  November 2018 (17)
    • ►  October 2018 (9)
    • ►  September 2018 (9)
    • ►  August 2018 (10)
    • ►  July 2018 (9)
    • ►  June 2018 (12)
    • ►  May 2018 (9)
    • ►  April 2018 (9)
    • ►  March 2018 (9)
    • ►  February 2018 (10)
    • ►  January 2018 (11)
  • ►  2017 (116)
    • ►  December 2017 (8)
    • ►  November 2017 (7)
    • ►  October 2017 (8)
    • ►  September 2017 (9)
    • ►  August 2017 (8)
    • ►  July 2017 (11)
    • ►  June 2017 (8)
    • ►  May 2017 (11)
    • ►  April 2017 (8)
    • ►  March 2017 (12)
    • ►  February 2017 (15)
    • ►  January 2017 (11)
  • ►  2010 (9)
    • ►  November 2010 (9)

CATEGORIES

  • HOME
  • BABBLING
  • BEAUTY
  • FREELANCERS THE SERIES
  • HOBBIES
  • LIFE
  • PARENTING
  • BPN 30 DAY BLOG CHALLENGE
  • BPN 30 DAY RAMADAN BLOG CHALLENGE 2021

BEAUTIESQUAD

BEAUTIESQUAD

BLOGGER PEREMPUAN

BLOGGER PEREMPUAN

EMAK2BLOGGER

EMAK2BLOGGER

Total Pageviews

Online

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose