Di suatu malam yang dingin dan nyaman berselimut, tiba-tiba Alya merengek sambil garuk-garuk kaki "Ma, semut. Ma, semut". Yang maksudnya adalah "Ma, gatel".
Masih dengan rasa ngantuk dan lebih nyaman meringkuk, tadinya aku pikir cuma kena nyamuk,. Tapi kok enggak habis-habis. Dipakaiin lotion gatel juga enggak mempang, sedangkan kalau digaruk bisa lecet. Jadi aku cuma sebatas elus-elus kakinya sambil kasih nenen. Rasa ngga nyaman akibat gatal yang makin digaruk makin jadi ini bikin Alya merengek semaleman. Terpaksa deh aku bangunin Suami buat garukin kedua kakinya. Gantian gitu kan enak hehe.
Pagi harinya, waktu teman-teman Alya main ke rumah, aku baru ngeh ternyata bentol-bentol merah di telapak kaki. Bentol kecil itu samar dan nyaris terlihat. Alya pernah kayak gini juga, dan ya, pas dia terkena flu singapura! Hiyaaa... masa' flu singapura lagi sih? Memangnya bisa? Ya bisa. Flu singapura bukan kayak cacar air, dia bisa terkena lagi tergantung virus di sekitar dan kondisi badan si penderita. Flu Singapura juga bukan hanya bisa diderita anak kecil saja, tapi juga orang dewasa.
Waaaaaa....
Seketika itu juga kami mengisolasi diri supaya tidak menular disusul dengan para tetangga yang menutup gerbang mereka rapat-rapat. Baiklah, aku paham, takut ketularan kan ya. Hiks.
Pengalaman Flu Singapura pertama waktu Alya berumur 14 bulan. Ini gara-gara aku ajak Alya ke Rumah Sakit untuk periksa gigi. Maklum Alya belum bisa aku titipin. Eeeeh, sehari kemudian timbullah gejala panas disusul bentol-bentol bagian kaki, dan langsung menjalar ke tangan dan mulut.
Maafin Mama, Al. Mama ngga tahu kalo Rumah Sakit bisa menyebarkan virus juga.
Yang paling aku khawatirkan sebenernya adalah dehidrasi, gara-gara mulutnya dipenuhi sariawan. Alya nenen aja ngga mau, apalagi makan sama minum. Terpaksa banget cekokin air putih dan bubur. Pokoknya jangan sampai perutnya kosong dan daya tubuhnya makin lemah.
JANGAN!
Nah, sewaktu Alya kena Flu Singapura untuk kedua kalinya ini aku ngga panik sama sekali. Bener-bener ngga kayak yang pertama. Salah satunya memang karena Alya tidak mengalami demam dan tetap doyan makan, jadi ngga terburu-buru mengajaknya ke Dokter.
Aku sama Mas Suami memang tidak "dikit dikit ke Dokter" juga sih. Karena jujur, kami benci dikasih resep antibiotik. Ada kan ya, Dokter yang lebay banget sama obat.
Di moment ini kelihatan banget Alya terganggu dengan rasa gatalnya. Dia selalu minta garuk di bagian kaki dan minta diberi lotion. Aku akalin aja makein dia kaos kaki. Trus aku alihkan perhatiannya dengan bermain supaya paling ngga lupa sama rasa gatalnya.
Tapi sayangnya, aku dan Suami malah ikutan gatal. Di telapak kaki, bentolnya juga samar, dan akan terlihat jika kita sering menggaruknya. Asli gatalnya minta ampun lah.
Masih dengan rasa ngantuk dan lebih nyaman meringkuk, tadinya aku pikir cuma kena nyamuk,. Tapi kok enggak habis-habis. Dipakaiin lotion gatel juga enggak mempang, sedangkan kalau digaruk bisa lecet. Jadi aku cuma sebatas elus-elus kakinya sambil kasih nenen. Rasa ngga nyaman akibat gatal yang makin digaruk makin jadi ini bikin Alya merengek semaleman. Terpaksa deh aku bangunin Suami buat garukin kedua kakinya. Gantian gitu kan enak hehe.
Pagi harinya, waktu teman-teman Alya main ke rumah, aku baru ngeh ternyata bentol-bentol merah di telapak kaki. Bentol kecil itu samar dan nyaris terlihat. Alya pernah kayak gini juga, dan ya, pas dia terkena flu singapura! Hiyaaa... masa' flu singapura lagi sih? Memangnya bisa? Ya bisa. Flu singapura bukan kayak cacar air, dia bisa terkena lagi tergantung virus di sekitar dan kondisi badan si penderita. Flu Singapura juga bukan hanya bisa diderita anak kecil saja, tapi juga orang dewasa.
Waaaaaa....
Seketika itu juga kami mengisolasi diri supaya tidak menular disusul dengan para tetangga yang menutup gerbang mereka rapat-rapat. Baiklah, aku paham, takut ketularan kan ya. Hiks.
Pengalaman Flu Singapura pertama waktu Alya berumur 14 bulan. Ini gara-gara aku ajak Alya ke Rumah Sakit untuk periksa gigi. Maklum Alya belum bisa aku titipin. Eeeeh, sehari kemudian timbullah gejala panas disusul bentol-bentol bagian kaki, dan langsung menjalar ke tangan dan mulut.
Maafin Mama, Al. Mama ngga tahu kalo Rumah Sakit bisa menyebarkan virus juga.
Yang paling aku khawatirkan sebenernya adalah dehidrasi, gara-gara mulutnya dipenuhi sariawan. Alya nenen aja ngga mau, apalagi makan sama minum. Terpaksa banget cekokin air putih dan bubur. Pokoknya jangan sampai perutnya kosong dan daya tubuhnya makin lemah.
JANGAN!
Nah, sewaktu Alya kena Flu Singapura untuk kedua kalinya ini aku ngga panik sama sekali. Bener-bener ngga kayak yang pertama. Salah satunya memang karena Alya tidak mengalami demam dan tetap doyan makan, jadi ngga terburu-buru mengajaknya ke Dokter.
Aku sama Mas Suami memang tidak "dikit dikit ke Dokter" juga sih. Karena jujur, kami benci dikasih resep antibiotik. Ada kan ya, Dokter yang lebay banget sama obat.
Di moment ini kelihatan banget Alya terganggu dengan rasa gatalnya. Dia selalu minta garuk di bagian kaki dan minta diberi lotion. Aku akalin aja makein dia kaos kaki. Trus aku alihkan perhatiannya dengan bermain supaya paling ngga lupa sama rasa gatalnya.
Tapi sayangnya, aku dan Suami malah ikutan gatal. Di telapak kaki, bentolnya juga samar, dan akan terlihat jika kita sering menggaruknya. Asli gatalnya minta ampun lah.
bentol nyaris tidak terlihat
Kalo aku dan suami sih gampang ya cara nanganinnya. Pakein gel penghilang rasa gatal, mandi air anget dan banyakin istirahat, KELAR. Hahaha.
Yang jadi masalah kan anak-anak, yang kalo sakit kitanya juga makin capek. So, di Flu Singapura kedua ini yang aku lakukan adalah:
1. Memberi produk pereda rasa gatal
Produk bayi diganti dengan produk khusus kulit sensitif, lotion khusus pereda gatal, dan menambahkan cairan antiseptik pada air mandi. Agar kulit bayi juga tidak luka dan bekas gatal tidak berbekas, usahakan jangan menggaruk dengan keras. Aku memilih mengalihkan perhatian atau cuma di usap-usap bagian yang gatal.
2. Tetap memandikannya sehari minimal 2 kali
Kenapa dua kali? Iya biar bersih donk! Mamaku pernah bilang sih "ngga usah dimandiin aja, kena air kasihan gatalnya"
GENGGONG! Ya keleus gatal malah makin jadi gara-gara kuman numpuk. Aku cuma dengerin sambil nyengir alias masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri.
3. Asupan gizi yang seimbang
Ketika sadar Alya kena Flu Singapura (lagi) aku langsung minta Mas Suami belanja jambu, buah naga, jeruk, wortel, dan brokoli. Aku juga rutin menawarinya berbagai macam olahan makanan, mulai dari bubur, jus buah dan roti.
Dokter menyarankan pemberian vitamin pada anak supaya daya tubuhnya kuat. Setiap harinya memang aku usahakan, semua anggota keluarga mengkonsumsi buah dan sayur, makanya aku prefer makan buah langsung.
Oiya, satu lagi, konsumsi air kelapa muda yang berkhasiat membunuh dan melawan toksin penyebab alergi.
bikin bubur supaya makanan gampang ditelan |
Jus buah yang kaya vitamin C untuk mengembalikan stamina |
4. Penting! Jangan sampai dehidrasi
Kalo anak ngga mau makan, kita jangan sampai menyerah. Pemberian asi juga tetap harus dilakukan. Konon, nenen itu adalah pereda segala penyakit bayi. Kalo ngga mau nenen kayak kasus Alya yang pertama? Ganti dengan media lain seperti sendok atau pipet. Ribet?
Iya, demi anak sob, so please.
5. Penggunaan obat
Obat itu identik sama tekstur kental dan rasanya pekat. Jangan lupa, pokoknya selalu sedia Paracetamol di setiap rumah. Dan harus banget ya, setiap 3 bulan diganti karena setelah 3 bulan kandungannya tidak bekerja lagi.
Selanjutnya, kompres anak dengan handuk biasa atau kompres instan. Ini ngebantu banget mengatasi demam anak, gunakan saat anak tidur akan lebih efektif.
6. Menciptakan suasana bermain asyik di rumah
Walaupun sedihnya bukan kepalang kalo anak sakit, tapi tetap harus dijaga dan diisolasi di rumah. Biar ngga menular, biar cepat sembuh, biar ngga memperparah penyakit. Soalnya pernah waktu Alya kena Flu Singapura pertama kali dan aku sempat bawa keliling komplek, eeeh... tetangga depan langsung kena. Ngga enak hati donk, bisa-bisa Alya jadi biang kerok penyakit ini sekomplek. Bisa-bisa kami didepak dari paguyuban RT. Kraaay.
Di rumah, toh kita masih bisa mengerjakan hal-hal asyik seperti menggambar, mewarnai, main air, petak umpet, atau karaoke. ((Mamanya yang karaoke))
Yang perlu diingat, zaman sekarang penyakit lebih variatif dan bisa datang dari mana saja. Selalu tenang dan bekali diri kita dengan wawasan.
Sekian sharing dari aku, semoga selekasnya Flu Singapura bisa dicegah dengan imunisasi tambahan dan imun anak kita terbentuk kuat.
Can i hear ameen?