YANG MEMBEKAS DARI KAWASAN PANTAI SAMAS
Hari minggu kemarin, secara tiba-tiba temen ngajak ke pantai biar pikiran fresh lagi. Masing-masing kami membawa semua anggota keluarga kecil nan muda. Jadi wisata dadakan ini dibikin sesantai mungkin, mengingat anak-anak kami dibawah usia 5 tahun semua. Berangkat ke pantai sekitar jam 1 dan mobil berjalan dengan kecepatan pelan. Ditambah kami harus mengisi perut yang sehat serta bergizi di jalan arah pantai. Sambil kami bayangkan sejuknya dan indahnya awan menjelang sunset.
Sebenarnya kami kebingungan menentukan tujuan. Berbekal mencari wisata lewat foto yang Instagram-able, awalnya kami memilih pantai pandansari, yang terkenal dengan Mercusuarnya. Mercusuar setinggi kurang lebih 30 meter didirikan tahun 1997 untuk navigasi laut. Di tahun 2006 setelah gempa, Mercusuar mengalami keretakan di bagian temboknya dan sempat ditutup beberapa lama, namun saat ini pengunjung dapat memasuki wisata ini hanya dengan membayar Rp 5.000,-
Sayangnya, ketika kami sampai Pantai Pandansari, gerbang sudah ditutup. Mungkin karena hari minggu atau sudah hampir sore. Lalu kami turun ke pantai dan mendapatkan pemandangan ini.
Miris ya, kami membawa anak-anak yang pasti ingin berlariaan dan mengenal keindahan alam. Tapi ternyata sampah berserakan dimana-mana. Sedih campur geram karena tidak bisa berbuat banyak dan ya, cuma bisa prihatin.
Seketika itu kami melanjutkan menyusuri jalan ke arah pantai lain sambil berharap kawasan lain lebih baik. Ketemulah kawasan pantai (saya ngga tau namanya apa) di dekat Tempat Pelelangan Ikan dan dekat juga dengan Goa Cemara.
Saya yakin jika pantai ini dikelola dengan baik, potensi wisatanya pasti meningkat. Suasana yang nyaman dan hutan cemara membuat pantai ini teduh dan nyaman. Pelestarian ekosistem pohon jenis cemara udang dilakukan oleh masyarakat sekitar untuk mencegah pengikisan pantai.
Saya yakin jika pantai ini dikelola dengan baik, potensi wisatanya pasti meningkat. Suasana yang nyaman dan hutan cemara membuat pantai ini teduh dan nyaman. Pelestarian ekosistem pohon jenis cemara udang dilakukan oleh masyarakat sekitar untuk mencegah pengikisan pantai.
Lagi-lagi sampah berhamburan dan membuat pemandangan tidak sedap di mata. Terlihat beberapa pemancing berada di sekitar pantai yang ombaknya sudah hampir pasang. Sementara itu, banyak juga muda mudi nongkrong di semak semak pohon dan parkir di sekitar pantai.
Demi apapun spot daerah ini seharusnya terasa mewah dan bisa menjadi set film dengan nuansa romantis atau tragis sekalipun. Saya merasa kecewa dengan apa yang sudah kita lakukan untuk pantai ini. Sebagai wisatawan, menjaga dan melestarikan alam adalah salah satu kewajiban serta bentuk respek kepada bumi pertiwi. Namun apalah daya, jika mental memang sudah cupet duluan.
Dengan masih merasa geram, langsung saya googling dan mencari tau apa yang sudah Pemerintah serta kalangan Pemerhati Lingkungan lakukan untuk pantai ini.
Dari berita yang saya temukan, mulai tahun 2015 kasus sampah ini sudah mulai meresahkan sejuta umat. Dan upaya revitalisasi pun sudah berjalan mulai dari inisiatif warga sekitar dengan pengerukan Pantai Laguna untuk keperluan dermaga hingga Pemerintah yang masih fokus dengan penataan potensi wisata ini.
Kawasan Goa Cemara agaknya masih lebih mendingan daripada yang lainnya, mungkin karena daerah ini sudah menjadi fokus wisata. Fasilitas kamar mandi, kolam renang, sewa ATV dan warung makan rata-rata dipadati oleh wisatawan setiap minggunya.
Di kawasan ini juga dikenal dengan konservasi penyu nya. Sampah plastik harusnya dikurangi untuk kelestarian Penyu. Populasi Penyu makin tahun makin turun, sampah plastik yang ikut hanyut ke laut bisa dimakan Penyu dan menyebabkan mati. Habitat Penyu ini layak mendapat perhatian lebih dari Pemerintah, warga dan wisatawan.
Beberapa gerakan seperti Pasukan Earth Hour Jogja pernah melakukan aksi bersih sampah di pantai samas. Forum Konservasi Penyu Bantul juga terbentuk agar populasi Penyu tidak punah. Sayangnya beberapa kegiatan tidak didukung dana oleh Pemerintah, mereka mengandalkan donasi dari para pemerhati lingkungan.
Sampah yang ada di sekitar pantai dianggap persoalan klasik oleh warga. Sampah akan makin menumpuk saat muara opak sedang banjir. Seharusnya gerakan menanggulangi sampah ini ditanamkan dari masing masing individu. Semua kalangan harus berdampingan dan dengan tegas mengambil tindakan aksi bersih pantai. Upaya Pemerintah untuk membangun Pengelolaan Sampah di dekat Laguna Pengklik kudu segera direalisasikan dan didukung dengan perhatian warga dan wisatawan agar tidak membuang sampah sembarangan. Pembersihan sampah oleh Pemerintah dan aktivis lingkungan hidup sudah berjalan dan sepantasnya digerakkan rutin. Kawasan ini bisa menjelma menjadi surga dari pantai selatan. Tak menutup kemungkinan pula daerah ini menjadi wisata besar nantinya.
Merubah gaya hidup ini tidaklah sulit, hanya dengan sedikit dorongan dan kesadaran akan lingkungan kelak. Saat ini saya cuma bisa berbagi lewat bentuk donasi. Lain kali, saya ingin menyaksikan pantai ini sore hari sambil melihat anak menari-nari.
0 komentar