Begitu Mama bilang: "Cha, ada outbond baru khusus anak-anak lho di magelang", aku langsung bilang wow sambil push up. *krik*
Di saat yang hampir bersamaan, salah satu temen SMA ngepost foto wisata alam di Tuk Gong sama anaknya via IG.
Sebagai mahmud (yang ngakunya) gawl tapi jarang piknik jauh, panas donk eike. Masak Tukang Adventure tapi kok wisatanya cuma di Mal? Weekendnya cuma nongki makan nasi padang? Huh ngga asik.
Di saat yang hampir bersamaan, salah satu temen SMA ngepost foto wisata alam di Tuk Gong sama anaknya via IG.
Sebagai mahmud (yang ngakunya) gawl tapi jarang piknik jauh, panas donk eike. Masak Tukang Adventure tapi kok wisatanya cuma di Mal? Weekendnya cuma nongki makan nasi padang? Huh ngga asik.
Tuk Gong sendiri baru dibentuk sekitar 3 bulan lalu, tepatnya bulan desember 2016 sewaktu liburan semester sekolah. Sebelumnya merupakan sarana irigasi ke sawah-sawah. Lalu para pemuda Desa Tampir berinisiatif membentuk sebuah wisata bernama Tuk Gong Adventure. Biaya masuk Rp 15.000,- aja. Untuk anak balita yang dipangku, tidak dikenakan biaya. Tak disangka, tempat ini langsung ngehits dengan antusiasme warga sekitar hingga luar daerah.
Ngga perlu khawatir menunggu antrian sih, masyarakat Desa Tampir menyediakan warung dan kamar mandi. Menu makanannya macam-macam mulai dari mie ayam, mie lung, bakso, pempek, nasi bungkus, mie, ala ala di kawasan wisata gitu deh.
Sebenarnya aku udah booking jam 9 untuk 5 orang di arus level 1. Tapi gara-gara nunggu si adek yang masih di Jogja, jadi kami berangkat jam 12. Aku buru-buru whatsapp sama Mas Endri, dapet nomor antrian lagi dan berubah ke jam 2.
Untung di Desa ini suasananya asik. Mamanya ngopi cantik di warung, anaknya sibuk ngejar ayam. *kibas poni
Aku pakai kaos sama celana legging. Sengaja ngga pake jeans karena berat, dan punyanya celana cargo yang pendek semua, ngga ada yang panjang. Aku ngga mau kaki ternoda dan biar bisa mulus kayak Agnes Monica. Jadilah pake legging, biar comfort. Oiya pastikan legging kamu ngga bolong karena kalo rafting bentuknya udah pada kayak kodok. Legging bolong dikit bisa bikin salah tingkah.
HAHA.
HAHA.
Naaah, pas udah masuk ke arena raftingnya, aku lepas sepatu. Tapi kalo kamu mau pake sepatu sendal sporty juga ngga papa, tergantung kenyamanan.
Dibagi menjadi 2 level, level 1 bisa untuk anak-anak dan level 2 yang lebih ekstrim. Level 1 ada adventure tubing melewati arus air yang berasal dari Tuk PDAM Kabupaten Magelang, sedangkan level 2 untuk 13 tahun keatas berupa mini rafting melewati Sungai Gono yang deras dan berbatu.
Briefing dilakukan panitia sebelum melakukan adventure ini. Tiap kloter terdapat Pemandu yang baik hati dan tampan. *Mas ini tolong diperhatikan ya, besok saya digratisin, thanks.
Kita akan digiring menuju start dengan berjalan kaki sejauh kira-kira 500 meter. Jalan setapak berupa tanah dan jalan turun ke lokasi cukup curam walopun sudah dibangun anak tangga dari ban oleh penduduk sekitar. Sampai garis start, di atas tubing, ada Tuk Gong Ngudal yang airnya jernih buwangeeet. Kalo kita mandi di situ gratis tis, tapi kudu ati-ati sama pacet/lintah.
Cuaca Desa Tampir Wetan hampir hujan ketika tiba giliran kami. Namun panitia memastikan bahwa arus aman karena bukan dari sungai yang dari hulu ke hilir.
Oiya, Pemandunya ramah dan bisa dimintain tolong buat jepretin. Dan tolong diperhatikan Mas, besok latihan motret donk, foto saya banyak yang burem. Gimana saya mau pamer ke temen-temen? T.T
Mengingat anakku ini tenaganya lebih, aktivitas fisik jadi salah satu hal wajib supaya ngga tantrum. Waktu panitia bertanya umur anak, kami meyakinkan bahwa Alya siap untuk bertubing ria. Tapi dengan catatan, Alya tidak melewati arus deras. Karena sebelumnya ada pengalaman, seorang bapak ngeyel mengajak anaknya melewati arus deras. Dan waktu turun dari bebatuan yang lumayan besar, mereka nyungsep ke air. Bagi orang tua mungkin arus deras ini ngga seberapa, tapi belum tentu aman untuk anak, bukan?
Mas Suami dan Alya lantas menunggu kami di arus tenang. Pokoknya kami percaya pemandunya, kan mereka udah tahu medan.
Dan bener lho, waktu melewati arus deras, saya mbatin "Wah, untung Alya ngga ikutan yang ini". Aku agak membentur tembok dan hampir tercebur manja.
Tubing ini adalah overflow dari PDAM yang bersumber dari Tuk di atasnya. Tau dari mana, yos? Ya, jelas, Mama pegawai PDAM. *oh okey skip
Tubing ini ngga dalam kok, cethek banget. Cuma sedengkul orang mini kayakku ini. Mama sama adek koko heboh sendiri gara-gara ban muter ngikutin arus. Btw Mas Pemandunya kayak naksir sama dek koko deh, soalnya ketika saya kena bebatuan di depan refleknya lama. Masa aku berhenti karena kena daun-daun di pinggiran.
Kan bikin macet mas? HAHA
Kan bikin macet mas? HAHA
Kurang lebih 1 km, kami disajikan pemandangan asri Desa Tampir Wetan. Total memakan waktu 45 menitan.
Aku punya tips untuk yang mau nyobain adventure ringan ini bersama anak:
1. Pastikan anak suka wisata alamIni penting! Ngga semua anak gemar berkegiatan fisik. Beri tahu anak terlebih dahulu tentang wisata ini. Beri arahan positif dan manfaat mengenal lingkungan. Lihat responnya, kemudian jangan lupa berikan semangat supaya anak merasa aman dan nyaman.
2. Bawa helm anak sendiriUntuk saat ini, panitia belum menyediakan helm ukuran balita. Alya pakai helm all size yang agak membuatnya ribet karena kebesaran.
3. Bawa gendongan yang bisa hadap depanDemi keamanan bersama, memakai gendongan berfungsi mengikat anak dengan tubuh kita. Supaya tubuh anak tetap terjaga. Soalnya, gerakan anak kadang ngga bisa ditebak. Sumve deh.
4. Reservasi terlebih dahuluDari pengalaman yang menunggu 2 jam lebih, Alya sudah hampir bosan plus ngantuk. Jaga mood anak biar dia benar-benar merasa asik. Apalagi pas weekend, wisata ini semakin rame lho. Jadi paling ngga, booking dulu biar anaknya ngga capek ya seus.
Kata Mas Suami, ternyata Alya malah bersikap datar dan biasa aja sama tubing ini. Namun ketika udah sampai di garis finish, Mas Suami ngga sengaja terpeleset nyemplung, eeeh anaknya malah teriak-teriak happy. Jadi Alya diceburin sekalian aja. Sambil ketawa-ketawa anaknya bilang "lagi maaa... lagi..." *busyet*
Petualangan kecil ini makin komplit gara-gara hujan dan kacamata berembun. Alya juga udah kedinginan dan kelaperan. Setelah selesai, kita diharuskan berjalan naik dan siap dijemput oleh pick up. Kabar gembiranya, pick up juga dilengkapi dengan klakson telolet yeay!
*sorak garing *kemudian hening
Lokasi Tuk Gong:Dusun Karang Ampel, Desa Tampir Wetan, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang.