LAYANG YANG TERTUNDA UNTUK MAMA
Ma, tau ngga, kalo aku benci ngobrol panjang sama mama...
Ma, aku benci kamu mainan gadget melulu.
Melihatmu sibuk membuka grup WA, bertelpon ria, atau ngegames, kadang membuatku jenuh. Semua obrolan singkatku, kamu biarkan jadi nomor dua setelah teknologi untuk komunikasi paling nyebelin itu. Aku benar-benar ngga tau, aku cuma ingin kita punya waktu bersama duduk makan roti dan teh sambil nonton TV.
Ma, aku ngga mau jadi orang nomor satu mengucapkan selamat hari ibu.
Do'a untukmu ada di setiap malamku yang tidak semua orang perlu tahu. Aku mencintaimu tidak dalam waktu satu hari. Hari demi hari, aku belajar mengerti apa yang bisa membuatku menyayangimu.
Ma, bukannya aku ngga mau peluk dan mendengarkan dengan hikmat apa yang sedang kamu rasakan, tidak!
Aku ngga mau kita ngga sejalan lagi gara-gara kita sama-sama kuat. Kita sama-sama keras kepala. Jika yang lain sedang berjalan sambil mengobrol santai, aku tau kita justru akan berlari. Menepuh jarak panjang untuk selalu mencari apa manfaat hidup ini.
Sesungguhnya, kamu adalah lentera hidupku, yang mampu menjawab segala pertanyaan gundahku. Yang mampu memberi ruang di batas lelahku. Yang mampu memadamkan emosi jiwaku.
Jadi Ma, kenapa aku benci ngobrol panjang denganmu? Aku ngga ingin rasa sedih dan tangisanku pecah tiba-tiba. Aku ngga mau kamu bilang aku cengeng dan lemah. Aku cukup menulis ini dan biarlah aku memilih diam melihatmu.
Karena aku belum selesai buktikan padamu.
0 komentar