MENYAPIH TANPA DRAMA
Well done!
Finally aku kelar juga menyapih dan memberikan ASI full 2 tahun. Rasanya pengen lompat-lompat di trampoline trus teriak horeeee.
Oh wow, prestasi banget karena aku bisa berhasil menyelesaikan tantangan Suami, buat memberikan Alya ASI EKSLUSIF selama 2 tahun. Mungkin terdengar cincay ya, tapi yang jadi masalah adalah: Alya enggak bisa ngedot, dan didukung oleh Suami yang memang enggak suka sama dot. Katanya, dot adalah salah satu penyebab gigi rusak.
OKE. Mengingat ini kewajiban juga kan, kalau ASI kita lancar dan harus diberikan ke anak, jadi yaaa, sebagai istri dan Ibu yang gercep dan kompetitif, gimana caranya aku selesaiin tantangan tanpa paksaan. Selama 2 tahun menyusui, aku berusaha untuk senang, makan makanan yang disukai nan bergizi, serta memanfaatkan moment menyusui sebagai salah satu bentuk bonding pada anak.
Ternyata memang asik sih. Apalagi kalau pas menyusui jadi ikutan ketiduran. Wah itu paling asik tuh! (Getok!)
Tapi, enggak jarang juga aku ngerasa enggak bisa kemana-mana, karena si monster susu dikit-dikit nen, nangis nen, bingung nen, sedih nen, gabut nen. Beneran, aku sampai susah kalau mau lama-lama di kamar mandi. Boro-boro luluran, sabunan saja pakai dimenitin kok. Paling sudah agak mendingan ketika sudah berumur setahun. Di bawah itu, bentuk Mama ambyar!
Nah, setelah merasa memberikan cukup ASI selama 2 tahun, maka menjelang Alya ulang tahun kemarin, aku memutuskan untuk menyapihnya.
Oh wow, prestasi banget karena aku bisa berhasil menyelesaikan tantangan Suami, buat memberikan Alya ASI EKSLUSIF selama 2 tahun. Mungkin terdengar cincay ya, tapi yang jadi masalah adalah: Alya enggak bisa ngedot, dan didukung oleh Suami yang memang enggak suka sama dot. Katanya, dot adalah salah satu penyebab gigi rusak.
OKE. Mengingat ini kewajiban juga kan, kalau ASI kita lancar dan harus diberikan ke anak, jadi yaaa, sebagai istri dan Ibu yang gercep dan kompetitif, gimana caranya aku selesaiin tantangan tanpa paksaan. Selama 2 tahun menyusui, aku berusaha untuk senang, makan makanan yang disukai nan bergizi, serta memanfaatkan moment menyusui sebagai salah satu bentuk bonding pada anak.
Ternyata memang asik sih. Apalagi kalau pas menyusui jadi ikutan ketiduran. Wah itu paling asik tuh! (Getok!)
Tapi, enggak jarang juga aku ngerasa enggak bisa kemana-mana, karena si monster susu dikit-dikit nen, nangis nen, bingung nen, sedih nen, gabut nen. Beneran, aku sampai susah kalau mau lama-lama di kamar mandi. Boro-boro luluran, sabunan saja pakai dimenitin kok. Paling sudah agak mendingan ketika sudah berumur setahun. Di bawah itu, bentuk Mama ambyar!
Nah, setelah merasa memberikan cukup ASI selama 2 tahun, maka menjelang Alya ulang tahun kemarin, aku memutuskan untuk menyapihnya.
Awalnya aku malah yakin sendiri, kalau bakalan susah, penuh haru biru, seribu drama. Memangnya ada ya, weaning with love? Memutuskan tali kasih anak dengan nenen kesenengannya itu emang bisa dengan cinta?
Dan dijawab sendiri dengan membatin gini: "Halah, paling juga ujung-ujungnya tragedi brotowali" Hahaha.
Dan dijawab sendiri dengan membatin gini: "Halah, paling juga ujung-ujungnya tragedi brotowali" Hahaha.
Karena sifat pesimisku itu terus aku tanya-tanya orang terdekat dan baca-baca blog pengalaman menyapih anak. Tiap orang punya ceritanya sendiri, banyak yang asik, tapi ngga sedikit juga yang bikin mual karena terpaksa. Aku rangkum deh, mungkin ada yang berpikir samaan?
"Jangan pake brotowali, mbak. Pahitnya malah bikin anakku muntah, aku sampe kasihan ngelihatnya. Aku ganti pake kunir"
"Aku ke dukun di deket pasar, tsay. Syaratnya telor rebus aja trus nanti dijampi-jampi sama dukunnya. Besoknya blas ngga nenen"
"Aku kasih PD ku pake lipstick sist,ngomong ke anak kalo nenennya lagi sakit. Kasihan sih, tapi aku kuat-kuatin"
"Aku keluar kota ninggal anakku sama neneknya. Eeeeh, anakku berhari-hari nangis tiap mau bobok malem. Minta keliling komplek sambil digendong baru bisa tidur. Ya gimana lagi, kalo deket sma aku hawanya nenen terus"
"Lho Alya masih nenen to, kenapa ngga disambung sufor aja sih? Susah lho menyapih"
"Diganti dot aja biar gampang nyapihnya"
Eaaaak... makin aku banyak bertanya, makin banyak pula komentar timbul saking ngerasa akrabnya. Dan masih banyak lagi saran yang syarat dengan drama. Udahlah, fix, aku benar-benar siap menghadapi tangisan Alya.
Tapi guys, menyapih tetaplah menyapih. Menyapih tetep kudu dilakukan. Ogah ah nunda-nunda, aku kan enggak bisa kemana-mana. 2 tahun loh stay tune di rumah mulu. Mau me time ke salon saja enggak bisa. Lagian, PD ku sudah kendor dan bentuknya sudah tidak ((MBEJAJI))) gini. Padahal ku ingin PD kencang seperti Ariel Tatum (ealah siang-siang ngimpi).
Oh iya, Alya pernah kok ngedot sebentar, waktu umur sebulanan. Enggak lama sih, sekitar 2 mingguan, karena waktu itu sering aku tinggal. Nah, enggak tahu kenapa, setelah itu enggak bisa lagi. Dia nolak ngedot dengan sendirinya. Ini sih enggak bingung puting, tapi bingung dot kali ya hehe. Ya sudah, setelah itu, disamping ngerasa kerjaan bisa disambi di rumah, aku juga enggak maksa Alya buat ngedot lagi. KLOP!
Oh iya, Alya pernah kok ngedot sebentar, waktu umur sebulanan. Enggak lama sih, sekitar 2 mingguan, karena waktu itu sering aku tinggal. Nah, enggak tahu kenapa, setelah itu enggak bisa lagi. Dia nolak ngedot dengan sendirinya. Ini sih enggak bingung puting, tapi bingung dot kali ya hehe. Ya sudah, setelah itu, disamping ngerasa kerjaan bisa disambi di rumah, aku juga enggak maksa Alya buat ngedot lagi. KLOP!
Sekarang misal aku harus balik ngenalin dot lagi kayak dulu, ya sori lah ya. Apa enggak mbaleni lagi dari awal? Toh bakal lebih susah, melepas dot daripada menyapih. Pengalaman pribadi nih ya guys, kecilku ngedot sampe umur 4 tahun. Entah mengapa aku suka banget sama dot yang udah gokil parah bentuknya. Itu dot sampe kuning dan bolong gedhay. Cara melepaskannya, mama kudu acting jalan bawa dot tiba-tiba ngga sengaja kebuang di sungai. Dan tangisan lebayku bikin demam berhari-hari.
Parah ya, iya.
Mari kita bandingkan sama pengalaman Suami. Dari dulu dia ngga ngedot, eventhough mertuaku itu kerja kantoran, kalau wayahnya nyusuin ya tetep pulang. Dan itu sebabnya pula, kenapa gigi suami rata ketimbang aku. Walopun urusan gigi berantakan adalah misteri, namun paling enggak, aku udah berusaha menghindari. Ya kan, ya dong?
Parah ya, iya.
Mari kita bandingkan sama pengalaman Suami. Dari dulu dia ngga ngedot, eventhough mertuaku itu kerja kantoran, kalau wayahnya nyusuin ya tetep pulang. Dan itu sebabnya pula, kenapa gigi suami rata ketimbang aku. Walopun urusan gigi berantakan adalah misteri, namun paling enggak, aku udah berusaha menghindari. Ya kan, ya dong?
Lanjut cerita menyapih Alya ya. Umur 2 tahun menurutku udah bener-bener diajak komunikasi dasar. Termasuk ngejelasin kalo anak itu udah gedhe dan nenen itu adalah saru. Kok saru sih, iyalaaah mboknya kan yang malu. Hehehe.
Alya sudah aku sounding sejak umur satu setengah tahun. Tapi ya gitu, kayak enggak didengerin. Malah yang ada, Alya makin sering nenennya. Harusnya kan makin berkurang ya karena sudah makan, lah ini enggak tuh.
Sampai tibalah saatnya harus tega-tegaan. Biarlah, kalau Emaknya drama, nanti anaknya ikutan drama. Jadi aku hadapi proses menyapih dengan hati yang senang. Dalam hati harus batin gini "Enggak usah nangis, nanti PDmu makin kendor, baru tahu rasa". Maka, dengan hati yang tenang, kesehatan maksimal, ini dia step by step menyapih Alya.
Alya sudah aku sounding sejak umur satu setengah tahun. Tapi ya gitu, kayak enggak didengerin. Malah yang ada, Alya makin sering nenennya. Harusnya kan makin berkurang ya karena sudah makan, lah ini enggak tuh.
Sampai tibalah saatnya harus tega-tegaan. Biarlah, kalau Emaknya drama, nanti anaknya ikutan drama. Jadi aku hadapi proses menyapih dengan hati yang senang. Dalam hati harus batin gini "Enggak usah nangis, nanti PDmu makin kendor, baru tahu rasa". Maka, dengan hati yang tenang, kesehatan maksimal, ini dia step by step menyapih Alya.
Hari 1
Senin, 20 Maret 2017
Pagi itu aku tanya sama Suami:
"Jadi kapan kita mulai menyapih Alya?"
"Abis ulang tahun aja"Aku cuma batin, "kok kelamaan?" Dan akhirnya aku putuskan sendiri. Ketika Alya minta nenen, padahal pas jadwalnya makan. maka dengan tega dan tegas aku bilang kalau mau nenen pas mau bobok aja. Tanpa persiapan apapun, tiba-tiba aku langsung mengawali proses menyapih ini. Dan benar, dia langsung nangis sejadi-jadinya. Kami berusaha tidak menolongnya sampai dia tenang sendiri. Sekitar setengah jam, akhirnya Alya menyerah dengan sikap cuek kami lalu dia mau makan dengan lahap, catat ya! Lahap!
Tahap ini, Alya nenen kalau mau tidur saja dan pas ngelilir.
Hari 2
Selasa, 21 Maret 2017
Aku udah berhasil nih, bikin Alya nenen pas mau bobok aja. Tantangan selanjutnya kudu kasih pengertian kalo dia udah besar, kudu rela ngga nenen lagi. Nenen diganti makan dan minum yang sehat. Alhamdulillah tahap ini Alya makan selalu habis, ngemil makin banyak, minum jus dan susu makin seneng.
Tahap ini, siang Alya sudah enggak nenen, sedangkan, malam pas mau bobok, masih aku nenenin. Dan ketika ngelilir malam minta nenen juga, masih aku turutin.
Hari 3
Rabu, 22 Maret 2017
Wohooo di hari ketiga ini, Alya officially ngga nenen lagi. Dia sudah mulai berkurang minta nenennya, karena mau ngrengek gimanapun tetap enggak aku turutin. Tentunya, step by step ini berhasil. Yas!
Nah, lucunya nih, pas mandi bareng donk, tiba-tiba dia megang PD ku sambil bilang:
"kangen nenen, hihihi"Denger dia tertawa cekikan rasanya geli plus lega, berarti dia udah mudeng kalo dia udah besar. Dalam tahap ini, cara tidur Alya berubah, misalnya dengan nonton TV, dinyanyiin, atau elus elus. Sempat beberapa kali ngelilir minta nenen, tapi sudah kekeuh enggak aku turutin lagi. Untungnya dia mau ngerti. Pokoknya asal perut kenyang, capek, gampang tepar.
Ternyata pesimisku malah berbuah suprise ya! Yang tadinya mikir kalau bakalan drama, ternyata ya enggak juga tuh. Proses menyapih ini cuma memakan waktu total 3 hari saja. Gimana, keren kan? Bangga dong yaaa.
Enggak perlu pakai brotowali, jampi-jampi dukun sapih, atau plester. Aku enggak mau nyusahin diri sendiri dan bohongin Alya. Wong anaknya saja mudeng kok, ngapain kudu dibohongin? Alih-alih nangis karena bangga atau nangis sedih karena sudah enggak nyusuin lagi, yang ada aku malah bahagiaaa!!! Yeay. Akhirnya aku bisa ke salon juga hahaha.
Eits, aku juga berusaha tetap dekat sama Alya kok. Menyapih bukan berarti aku terus jauh dari Alya gitu kan? So, 2 hari setelahnya, tanggal 24 Maret 2017, kami merayakan ulangtahun Alya kecil-kecilan di rumah. Moment ini kami jadikan sebagai reward buat Alya karena bisa disapih tanpa drama. Yea, you did it, girl!
Beda Ibu beda pengalaman sih sebenernya. Aku ngga nyalahin siapapun kalo sampe ada yang kesusahan menyapih anak. Mungkin aku lagi bejo saja, bund. Bejo kan melebihi segalanya yak hehehe.
Masalah lain yang aku hadapi adalah PD merengkel keras. Kira-kira berlangsung selama seminggu. Yang paling sakit itu pas hari kelima, aku sempet takut kalo ada benjolan lagi dan bikin meriang ngga bisa ngapa-ngapain. Setiap mandi, PD yang merengkel itu aku pijat perlahan. Air susunya dikeluarkan sedikit aja, ngga usah banyak-banyak, biar PD kerasa longgar dan badan ngga demam. Tapi inget, jangan dikeluarkan terus ya sist, nanti kalo produktif lagi, ngga kelar-kelar deh. Kita jadi kek sapi perah, PDnya nggelambir oh entah kemana. Haha.
Seminggu sesudahnya, PD ku kempes dengan sendirinya. Aku jadi tenang banget abis itu. Enggak perlu ke dokter cukup minta pijit punggung sama Suami, capeknya kelar. Dan yang jadi PR ku saat ini adalah bentuk PD yang kayak cakwe kemaren sore. Sudah kempes pes. Kalau mau digoreng juga enggak bakal ngembang bagus lagi, ampun deh. Nantilah, aku cari perawatan khusus PD, atau barangkali ada yang nawarin pengencang PD dalam waktu 5 menit, sini aku review. Haha.
Jadi kalau ada yang minta tips dari aku supaya lancar menyapihnya, jujur aku ngga punya banyak saran sih. Mungkin kalian cuma perlu fokes. Kayak aku, fokes supaya PD ArielTatumable. Teteeeup.
9 komentar
Anakku udah di tahap nenen hanya setiap mau tidur Mbak. Mau yang full nyapih kok ya ga bisa-bisa. Dia pun udah minum sufor sehari tiga kali terutama tiap mau tidur. Tapi mau kenyang atau ngantuk kayak apa, tetep juga dianya minta neneh. Hadeuh...
ReplyDeleteSemangat ya mbak. Langkahnya udah bagus banget itu, tinggal tega tegaan aja hihi
DeleteAku sekitar semingguan, Mbaa. Bahagia banget pas berhasil. Seminggu kemudian aku yang kangen. Kangen muka unyu kalo lagi mimik uhuhu. dasar, ibu. hehe
ReplyDeletesamaan. kadang kangen pipinya nempel di dada, sambil kita ciumin keningnya. Aduh jadi mellow yah :D
Deletecekikikan sendiri baca postinganmu mba.. PD kayak cakwe LOLLLLL :D :D
ReplyDeleteSedih abis sist, PD kayak bisa dikuncir. :(
DeleteKalau anak pertamaku itu gampang banget, karena dia ngedot dr lahir. Aku sengaja melatih ASIP Dot supaya saat aku kerja nggak kewalahan soal mimi ASIP. Dan saat ngelindur malem minta susu, PD aku deketin tapi yang masuk mulutnya dot susu.
ReplyDeleteNah, skrg adeknya nggak bisa pake dot dr lahir. Karena setiap minum dot pasti kholik dan harus aku urut kholik biar keluar kentut. Jadi yaaa.. pure ASI tanpa dot sama kayak Alya. Mudah-mudahan nyapih nya nggak pake drama juga yaaa.. tinggal 9 bulan lagi nih.
Kalo nyapih dot nya gampang ngga mbak?
DeleteWah, persis alya tuh, kalo sering kolik. Bahkan dimuntahin lagi semua susunya. Huhu.
Moga-moga gampang ya mbak, soalnya kasus tiap anak kan beda.
Hahahaha ngakak baca tulisanmu mbak. PD kayak cakwe. Duh sebegitunya kalau habis menyapih? PD gue aja skrg dibilang udah kendor, apalagi pas nyapih. Ada sarankaaaah supaya PD kenceng maniiiinngg?
ReplyDeleteBtw anakku mau 23 bulan. Skrg si lagi sakit dan makin possessive sama nenen. Sebelum sakit udh disounding, 24 bulan berhenti total nenen. Pas sakitnya blm parah juga disounding, kalau udh sembuu mulai sapih no nenen untuk tidur siang. Tapi yaa gitu, skrg asa Makin possessive sama nnenen.Duy, smg gitu tiba waktu sapih, bisa sapih dg mudah tanpa berlama-lama.