Karena di Kalimantan hawanya sangat panas bin terik menyengat, maka, pakai rangkaian skincare-pun kudu pilih yang tepat. Dari mulai make up remover, facial cleanser, toner, dan sunscreen, itu aku sudah prepare sejak di Magelang. Aku enggak mau kulitku break out karena cuaca dan lingkungan yang berbeda. Maklum sist, aku punya kulit yang rewelnya minta ampun.
Nah, yang sempat dilupakan, bahwa exfoliating dan masker juga merupakan skincare yang enggak kalah penting. Bener-bener lupa bawa yang ada di rumah. Huh, enggak irit kan jatuhnya. Hahaha. Masker sih aku bisa pakai pupur dingin, tapiii... cari scrub wajah? Mau sok-sok an DIY pakai bahan alami kok ribet. Jadi ya... mending beli aja. Dan bertemulah aku pada Lulur Wajah Purbasari.
Aku sudah kenal Lulur Wajah Purbasari sejak lama. Tapi entah kenapa setiap nemu di rak toko, aku enggak tertarik buat nyobainnya. Tertariknya ya pas di Pangkalan Bun ini. Padahal mah buat dapetinnya gampang banget, dimana-mana ada. Harganya terjangkau pula. Karena itulah, waktu di sini aku justru memantapkan hati buat beli. Wes lah daripada mikir lama-lama, angkuuut ke keranjang belanja.
Kalau misal enggak cocok, trus enggak kepakai nih, toh bisa aku manfaatin buat luluran di badan. Gimana caranya tetep bermanfaat donk, sayang kan sudah beli tapi cuma ditaruh gitu saja. Sudah jadi Ibu pantang menyia-nyiakan apapun. *sikap*
Selama kurang lebih 10 hari kemarin, aku pakai Lulur Wajah Purbasari ini. Bebarengan dengan masker. Jadi scrub dulu baru maskeran. Nunggu hasilnya dulu kan, biar tahu cocok enggaknya. Buat yang pengen tahu hasilnya gimana, simak pelan-pelan ya.
PACKAGING
Purbasari yang terkenal dengan gambar putri raja, pasti akan sangat kental dengan produk lulurnya. Kalau kosmetik kan desainnya sudah agak berbeda alias aura putri rajanya enggak terlalu kentara. Tapi produk lulur, desainnya ya masih klasik dan enggak banyak perubahannya.
Seingat aku, Lulur Wajah ini dari dulu ya kayak gini. Bentuknya botol plastik ala facial scrub pada umumnya. Trus enggak dikasih plastik/sticker pelapis ataupun kardus. Jadi packagingnya super sederhana dan biasa saja.
Semua info ada di kemasan produk. Kita pun bisa memilih varian yang dapat disesuaikan dengan kondisi wajah. Ada 3 pilihan, yakni:
- Cucumber with rice untuk wajah normal.
- Aloe Vera with rice untuk wajah kering.
- Green tea with rice untuk wajah berminyak.
Woiya, kesemuanya pakai rice ya ternyata hahaha. Karena kandungan beras memang terbukti mencerahkan plus membuat wajah tampak bersih nan halus.
Kenapa aku pilih greentea? Ya jelas karena tipe wajahku sensitif dan berjerawat. Lagian aku juga sudah kecanduan sama yang nama greentea. Mau minuman mau skincare, pokoknya i love greentea. *penting*
Tutup botolnya flip top, gampang dibuka, dan gampang juga ditutup. Kenceng pula. Aku enggak takut tumpah deh. Mana lubang lulurnya lumayan besar, jadi pastikan kita ambil secukupnya ya. Jangan sampai kebanyakan.
KLAIM
Aku kutip dari webnya Purbasari ya.
Dengan ekstrak teh hijau dah whitening yang membantu untuk regenerasi sel kulit. Kandungan Asam Tannic pada Green Tea bermanfaat untuk membantu mengurangi produksi minyak secara berlebih. Sangat cocok untuk jenis kulit berminyak. Butiran Scrub yang bulat sempurna dan formula aktifnya sangat efektif untuk membersihkan komedo dan mengangkat sel kulit mati.
SCENT & TEKSTUR
Walaupun terbuat dari greentea, tapi baunya enggak yang greentea banget. Seger sih, tapi nuansa tradisional. Kalau kalian tahu produk Viva Greentea, nah mirip kayak gitu. Mungkin ini ya yang membedakan sama produk luar negeri. Karena produk lokal kadang wanginya ya gitu-gitu saja.
Neeext!
Soal tekstur, produk ini layaknya lulur badan, namun lebih lembut lagi. Butirannya enggak kasar dan enggak banyak. Ketika dioleskan ke kulit lalu diratakan, dia akan mudah digosokkan tanpa membuat kulit perih. Ini bukan cuma aku yang ngerasain, Suamiku juga loh. Dia kan paling sebel kalau dipakaiin scrub wajah, pasti meringis karena perih.
Bedanya, Lulur Wajah Purbasari ini sangat disukainya. Setiap 3 hari sekali aku suruh pakai lulur wajah karena di kulit wajah Suamiku sekarang timbul milia. Cukup besar pula. Huhuhu. Makanya dia mau pakai si Lulur Wajah, kalau enggak ada milia mah, boro-boro mau scrubbing, cuci muka saja jarang.
Aku gunakan Lulur Wajah ini sebagai gantinya peeling. Kalau biasanya aku pakai peeling buat menumpas komedo yang super bandel, kini aku lebih mempercayakan pada Lulur Wajah karena teksturnya lebih soft dan enggak pikin pedih. Serius. Yang punya mata sensitif boleh buktikan sendiri.
RESULT
Karena aku cinta produk lokal, jadi aku suka! Worth to try, kudu punya. Beli Lulur Wajah ini enggak ada salahnya.
Setelah sekitar 4 kali pemakaian, kulit aku lebih halus dan komedo pelan-pelan berkurang. Jerawat gimana? Jerawatku sekarang enggak terlalu banyak, cuma komedo putih kecil-kecil itu yang paling njengkelin. Mungkin mirip sama jerawat pasir. Nah, produk ini cukup ampuh bikin kulit tampak halus dan merata.
Tapi aku sarankan banget, jangan pakai Lulur Wajah sebagai single use, sekalian saja maskeran, karena bakal lebih nampol. Apalagi yang jerawatan.
Sekarang ini aku jelas sekarang lebih pilih Lulur Wajah ketimbang peeling yang kadang bikin kulit kemerahan. Ada kan ya peeling wajah yang butiran scrub-nya geday dan kasar. Baru oles saja sudah membahana, gimana kalau gosoknya enggak pelan coba. Makanya, aku senang sama Lulur Wajah karena dia temenan banget sama kulitku.
Well aku kemana saja sih yaaa... Hahaha.
Tertarik buat beli? Tenang, harganya hanya sekitar Rp 20.000, tapi ingat, beda wilayah bisa beda harga ya. Aku lihat di toko online, harganya Rp 18.000. Sedangkan aku beli di Pangkalan Bun seharga Rp 24.000. Entah kalau di Magelang.
Produk ini kayaknya juga bakal lama habisnya. Isi 100 gram dipakai barengan sama Suami pula. Sungguh ku ibu yang bijaksana, bisa merawat diri dengan produk hemat. *pengen nampol ya*hahaha*
Produk ini kayaknya juga bakal lama habisnya. Isi 100 gram dipakai barengan sama Suami pula. Sungguh ku ibu yang bijaksana, bisa merawat diri dengan produk hemat. *pengen nampol ya*hahaha*
Oke deh, semoga ke depannya kulitku bakalan lebih baik lagi. Kalau terbukti gini, aku kan jadi makin rajin perawatan. Pokoknya kudu rutin biar tetep awet muda. Siapa yang enggak mau kan? 31 tahun belum terlambat kok... beluuum....
Yang penting aku sudah sadar diri, bahwa skincare adalah untuk sekarang dan nanti. Kalau kita enggak tahu kulit kita sendiri, lantas siapa lagi? Kalau ada produk lokal yang terbukti, ngapain beli yang harganya bikin sakit hati. Ya kan ya?
0 komentar