KOK SUDAH BISA NYANYI?
Since aku sering posting kegiatan kami di rumah, terutama: hobi nyanyi bareng, kebanyakan pada nanya, kok Alya bisa pinter nyanyi begitu sih, memangnya diajarin? Pertanyaan ini sebenarnya sudah cukup terjawab lho di postingan: Selera Musik Alya.
Tapi di situ konteksnya adalah selera musik yang sedang Alya sukai. Bukan tentang hobi dia nyanyi. Nah, di blogpost kali ini aku akan berusaha klarifikasi (eaaa artis) soal ketertarikan Alya sama dunia nyanyi.
Sorry, enggak ada foto yang representatif >.< |
FYI saja nih, menyanyi dan bermain musik bagi kami adalah sekadar hobi, bukan yang berharap banyak nantinya bisa bikin album sendiri, atau bahkan konser di depan ribuan orang. Mimpi kami punya band besar sudah terkubur lama. Oh belum tahu ya? Iya, jadi aku sama Suami sama-sama nge-band pas remaja. Kalau aku sendiri bandnya terdiri dari cewek-cewek. Di Magelang sudah lumayan sering manggung dari pensi ke pensi, cuma ya gitu, enggak serius dan enggak diterusin. Suami juga sama, di kota kelahirannya, dia punya band yang gaul pada zamannya. Musiknya alternatif sampai grunge, khas ala anak ABG labil yang mencari kepastian (halah).
Kami berhenti manggung just because: orang tua enggak mendukung. Klise sih ini. Lagian orang tua mana yang berpikir bahwa musisi itu berpenghasilan banyak? Mereka pasti kan nganggepnya musisi enggak ada yang beres. Ya, setidaknya karena masing-masing orang tua kami penganut paham Orba Hardikan: Orang tua sudah berkata, harus dikerjakan.
Beranjak makin tua, kami jadi tahu diri kok. Malah ngerasa beruntung. Untung dulu enggak ngebet biar tenar. Habis di luar sana buanyak banget yang lebih bagus dan berbakat. Kami mah modal enggak fals doang dan itu sudah percaya diri! Aselik, sekarang malu loh denger suara sendiri kalau direkam pas nyanyi. Ternyata separah itu ya, enggak ada enak-enaknya hahaha.
Karena itulah, kami sudah bahagia walaupun bisanya cuma nyanyi-nyanyi di rumah. Bukan pamer atau apa, tapi keseharian kami ya begini ini. Apalagi kalau duit menipis, gitaran sudah paling bagus sih buat hiburan.
Oke back to Alya ya. Faktor kebiasaan inilah salah satu yang bikin dia tertarik sama musik. Salah duanya, waktu aku hamil, selain aku dengerin musik klasik yang konon bisa bikin anak cerdas, aku juga masih giat nonton gigs dari mulai musik dub sampai jazz. Baru stop nonton konser setelah melahirkan, sampai saat ini. Belum ada rencana ngajak Alya sih, karena masih takut banyak asap rokoknya.
Beranjak fase bayi, Alya familiar sama lagu-lagu anak berbahasa indonesia, inggris, jawa, sampai salawat nabi. Cara penyampaiannya macam-macam, tapi kami prefer nyanyiin langsung. Alasannya simple kok, kami enggak punya gadget yang mendukung. Eh ada gadget pun juga belum tentu kami sodorin ke Alya. Maklum, kami agak saklek soal screentime.
Baca juga: Ma, Jangan Main Hape Terus
Faktor lain apa ya. Ohiya, lupa lagi, eyangku sendiri adalah penyanyi keroncong, dan punya tiga om yang pemusik juga. Satu biola, satu gitar dan organ, satu lagi penyanyi rock sampai pernah menjuarai tingkat nasional. Ini ngaruh enggak sih? Katanya kan bakat bisa turun temurun. Wong nyatanya cucu eyang akhirnya banyak yang memilih ke ranah seni. Yah anggap saja ngaruh deh kalau gitu (apeu).
Alya mulai bisa babbling nyanyi, kalau enggak salah inget nih, antara umur 10 - 12 bulan. Lupa deh tepatnya. Kemarin sempet cari-cari di komputer, tapi file-nya enggak ketemu euy. Nah, baru ketika dia sudah lumayan bisa ngomong, nyanyinya jadi lumayan lancar. Sudah bernada dan hafal lirik asal yang pendek pendek.
Kesenengannya nyanyi sudah bukan cuma lagu anak-anak lagi. Sering ngikut apa yang aku sama Suami setel. Makanya, lumayan ketar ketir juga ini kalau ada lirik yang explicit, yaaa walaupun anaknya belum mudeng. Aku pernah loh pulang-pulang nemuin Alya nyanyi "jaran goyang...jaran goyang..." Aku kaget, Alya lebih kaget. Dia nanya emang jaran goyang apaan, gitu masa'.
Menjelaskan hal-hal yang remeh saja susah apalagi yang out of the box begini ya kan? Aku maklum sih, di tempat umum sering diputer lagu-lagu yang mungkin enggak kita sukai. Celakanya kalau anak modelan Alya kayak gini yang 'nyantol dikit langsung diinget'. Jelasinnya kudu dengan cara dan contoh nyata. Alya enggak cukup bisa berbahasa jawa, kalaupun jawa, aku berusaha ngajarin yang halus. Sumpah, susah loh menggambarkan kuda goyang buat Alya. Tapi demi kedamaian semesta, aku jawab saja jaran goyang itu kuda lumping yang suka nari. Nari kan goyang. Selama Alya enggak nyanyi lagi, case closed. Mama win.
Tiap ada yang dia enggak mudeng, kami siap mental buat jawab pertanyaannya. Kebetulan Alya kami pegang terus, jadi aman lah. Kami juga selalu mengarahkan ke lagu-lagu yang positif, liriknya bagus, dan punya pesan. Sebenarnya kami lagi sering cekokin lagu-lagu nasionalis, lagu berbahasa jawa, dan bahasa inggris. Tapi realitanya, Alya lebih suka soundtrack film disney. Mulai dari Anastasia, Beauty And The Beast, Moana, Tangled, Frozen (ini mah sejak bayi), sampai yang terakhir kemarin pas Alya mandi, aku denger Alya nyanyi Phil Chollins yang "You'll be in my heart". Seneng ya, ya begitulah.
Aku enggak ada target sama sekali Alya harus bisa nyanyi dan bisa main musik apa. Aku berusaha biar Alya sendiri yang berani nentuin, cuma usianya masih belum mumpuni buat memilih. Masih fase plin plan. Kapan hari pengen jadi pemain biola, besoknya ganti lagi pengen jadi pemain drum, terus berubah lagi jadi pemain balet. Masih belum mudeng kayaknya soal hobi.
Aku cuma berharap agar Alya bisa bermain salah satu alat musik, minimal satu jenis saja. Cukup kok. Karena musik bisa sebagai penenang dan melatih kecerdasan. Terserah mau apa, nanti aku cari solusi entah dikursusin atau diajarin keluarga sendiri. Biar nanti kalau dia boring... eh ijik ijik bikin lagu. Wkwkw, boleh lho diamini.
Mengenai banyak pendapat kalau bakat bermusik ini harus diasah, aku sendiri masih ragu. Jujur saja, lagi ngerasa apa yang mama papa rasakan pas aku dulu pengen bermusik. Semoga enggak Orba Hardikan ya seus ya. Hehehe.
Kecuali Alya memilih sendiri jalannya nanti sebagai musisi, gimanapun kami juga pengen dukung. Tapi saat ini kami sebatas pengen Alya senang musik ya biar hatinya ikut senang. Sebagai hiburan. Sebagai hobi. Menyanyi bersama biar kedekatan kami tercipta. Enggak lebih.
Ini masih banyak yang harus dikejar, biar sikap moody Alya enggak berlebihan dan bisa dikontrol. Doain ya, kedepannya Alya bisa menjadi orang bermanfaat bagi semua. Buat kami, mau jadi apapun boleh kok, asal baik dan berguna. :)
0 komentar