Kalau ada hal yang harus diubah ke depannya, aku pasti memilih enggak akan lagi jadi makhluk begadangan. Beneran enggak enak banget loh sist. Badan encok, wajah sayu, mata cekung, jerawatan, wah itu baru perubahan fisik, belum ke psikis dan penyakit dalam.
Habit ini sebetulnya sudah ada sejak sebelum nikah. Aku kira bakalan berkurang seiring aku punya anak. Nyatanya punya anak pun, pas menyusui jadi begadangan juga. Berlanjut sampai kelar menyapih. Terus berturut-turut dapet kerjaan kejar tayang. Ini sudah susah payah berjuang memanage waktu, biar meminimalisir begadang, tapi realitanya teteup wae tidur di atas jam 11. Ya masih beruntung sih, enggak terlalu parah, enggak yang sampai semalaman suntuk melek gitu. Tapi yang namanya begadang kan efeknya jangka panjang.
Sampai kemarin semacam dapat peringatan, bahwa pola hidup yang salah, bisa jadi ancaman.
Jadi belum ada sebulan ini ada temenku yang meninggal - konon karena diabetes. Asli, kaget banget. Ini nulisnya masih setengah enggak percaya. Rasanya baru kemarin ngelarin beberapa project bareng, terus ngobrol di chat, dan banyak cerita. Cuma ya kalau dibilang deket, enggak terlalu. Kami itu cuma sebatas temen kerja. Dan ya jelas, cerita-ceritanya seputar kerja saja. (Pak Han, tenang di sana ya!)
Beberapa temen bilang, Almarhum ini bukan cuma punya penyakit gula, namun juga komplikasi karena gaya hidupnya. Dan dari sekian penyakit yang dia derita, salah satu penyebabnya adalah pola hidup yang terbalik semasa muda sampai tua. Iya, siklus tidur Pak Han terbalik dengan kita. Kalau biasanya kita tidur malam, dia justru lagi on fire buat kerja. Begitu juga sebaliknya, ketika pagi sampai siang, dia tidur layaknya kita sedang lelap di malam gelap.
Kalau ditanya kenapa begitu, ya jawabnya karena dia kerja di media. Nama yang membesarkannya untuk menjadi penulis kawakan di kota Jogja. Semasa mudanya dia jadi jurnalis, dan ketika beranjak menua, dia menjadi penulis naskah di beberapa produksi TV dan film. Hal yang sangat relevan ketika kita bekerja di industri media. Enggak cuma jurnalis kok, desainer, editor, kru syuting, satpam, banyak lagi profesi yang mengharuskan malam harus begadang. Kalau bisa manage dan ngatur hidup sehat sih enggak apa-apa. Tapi akibat begadangan yang brutal, pernah ada juga kan kasus pekerja di advertising yang meninggal? Aku enggak nakut-nakutin, ini aku bicara fakta.
Nah, inilah yang membuatku mikir 12 kali lipat untuk melanjutkan habitku yang salah. Sebelumnya Suamiku sudah terlebih dahulu meninggalkan habit ini perlahan. Mulainya sejak punya anak deh kalau enggak salah inget. Karena waktu itu sudah mulai kerasa double capeknya. Jadi beneran dia sudah teratur tidur mulai jam 9 malam teng, lalu bangun subuh.
Aku nih yang masih agak bandel. Enggak parah sampai pagi buta sih, cuma ya kalau bisa diubah kenapa enggak. Jujur, aku malu sih sama Suami, sama tetangga, sama Mama kalau pas dateng, dan sama siapa saja yang mak bedunduk datang ke rumah pagi-pagi. Lah kok Suaminya lebih dulu bangun ketimbang istri? Lah kok istrinya tidur nglempus enggak ada yang risih? Beneran aslinya aku sungkan kok.
Biar agak clear, aku jelasin dulu. Suami dan anakku enggak ada masalah aku tidur jam berapa dan bangun jam berapa. Mereka tahu banget sama kondisiku yang sekarang lebih gampang capek. Dari pagi - siang - sore - malam, aku selalu mengerjakan sesuatu, kayak enggak bisa diem gitu, apalagi yang menyangkut beres-beres rumah. Nah, di sela-sela kegiatan rutin tersebut, kalau aku capek, pasti langsung rebahan. Rebahannya biasa bareng Alya waktu jatah tidur siang. Alhasil tahu sendiri deh, pasti ikutan ketiduran.
Baca juga: Tentang Tidur Siang
Entah kenapa ya, kalau aku di rumah pasti hawanya kayak gitu. Tidur siang jadi kebiasaan yang mengasyikkan. Masalahnya adalah, kalau aku tidur siang pasti malamnya bakal begadangan, dan paginya bangun kesiangan. Ritmenya gitu-gitu wae kok. Mindsetku, asal sehari itu total tidur 8 jam, enggak masalah. Padahal mah, enggak masalah palelu yakan!
Aku bangun pagi itu mentok toook jam 7. Masih termasuk biasa ya? Ya memang, sudah enggak bisa kayak pas zaman masih single and very happy. Sekarang beda, sudah ada buntutnya, sudah banyak kewajibannya. Bangun kesiangan sedikit saja, kondisi rumah jadi semrawut. Pagi-pagi super kemrungsung, karena jam setengah 8 kudu nganter Alya sekolah.
Misal jam 7 aku bangun, Alya sudah stay tune depan TV plus belum mandi. Sementara Suami... iya kalau lagi selow, dia bisa masak dan mandiin Alya. Lah kalau lagi banyak kerjaan, ya sudah, anaknya nomor kesekian, nunggu Mamaknya bangun duluan. Cuek banget dia mah. Makanya aku kudu yang gerak cepat, nanti ndak dikira mamanya malesan. Padahal malamnya aku habis lembur sendirian. Huhuhu.
Waktunya kebetulan pas banget, mumpung lagi enggak banyak deadline, kayaknya bisa deh secepatnya diubah. By the way, ini aku tulis dengan niatan sesungguh-sungguhnya dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya! Silahkan dibaca dan diamini ya genks, biar nanti kalau kelupaan ada yang negur. (Tapi habis ditegur ngambek - #women'sproblem)
Demi mengubah bad habit ini, sekarang aku sedang menghindari tidur siang. Wes lah biar, toh Alya sudah bisa mapan sendiri. Jam 12 walaupun mata sudah riyip-riyip, usahain enggak ikut merem. Kalau ngantuk, cuci muka, nonton film, ngerjain apa gitu pokoknya jangan sampai ngadep kasur. Sekali mlirik kasur bubar!
Masih ngantuk lagi, aku bikin kopi. Kopi solusi terakhir sih ya hahaha, manjur loh! Lagian kenapa sih kalau di rumah rentan ngantuk, padahal kalau di luar tenagaku bisa turah-turah. Malahan kru pada nanya kenapa aku bisa kuat melek dan tetep sehat enggak gampang penyakitan. Eeeeh beneran, kalau di rumah malah ringkih.... Mungkin karena udara yang itu itu saja kali ya.
Jam krusial ngantuk buatku jam 12 sampai jam 2, setelah itu... sudah bisa aku lalui dengan gampang. Nah, nanti malam, paling jam 9 sudah ngantuk enggak pakai lama. Tinggal tidur dan paginya bisa bangun pagi. Cara ini cukup efektif kok, intinya aku membiarkan tubuhku enggak bermalas-malasan dan membiarkannya istirahat kalau sudah saatnya.
Aku beneran mau kasih tahu kalian, terlebih kalian yang dengan bangga bilang enggak tidur semalaman, terus lanjut kerja, lanjut dolan, lanjut macam-macam. Hey, apakah kalian robot? Apakah kalian senang? Ini masih muda loh, kenapa harus bahagia dengan pola hidup yang buruk hanya untuk senang-senang. Kami saja yang dulu begadangan karena kerjaan, pengen mengubahnya loh. Demi siapa, ya demi kitanya sendiri.
Serius, mending diubah deh. Kalau bisa yang normal kenapa milih yang enggak wajar. Lain halnya kalau kalian shift-shiftan kerja, dan begadang karena kewajiban. Tapi kalau enggak? Ya buat apa. Badan itu enggak harus dimanja-manjain saja loh, badan harus digerakin. Jangan sampai kita keasikan tidur hanya karena kita merasa muda dan ada yang menanggung kita. Nanti kalau kita sudah tua gimana. Susah tauk, mengubah habit yang sudah terjadi bertahun-tahun lamanya.
Aku ngomong gini sambil sedih juga sih, mengingat di sekitarku masih banyak yang ritme hidupnya kebalik karena alasan enggak jelas. Contoh deketnya ya adekku sendiri. Sudah sampai capek bilanginnya. Moga-moga sadar sendiri deh. Masih muda, sayang banget kalau hidup cuma buat seenaknya. Justru masa muda harus mulai mikir mandiri, gimana harus mulai percaya diri, punya kemauan dan cita-cita biar enggak sakit hati dikemudian hari.
Yok, change our bad habits from now on. Pelan pasti bisa, asalkan kita berusaha.