FILM-FILM YANG HARUS KAMU TONTON
Challenge ke 10 bertema: 5 rekomendasi buku, atau film, atau musik. Bingung juga nih, kalau begini. Soalnya ketiga hal tadi adalah hobbyku selama ini. Ya kalau enggak baca buku, ya nonton film, atau kalau lagi enggak banyak waktu, dengerin musik saja cukup. Tiap hari gitu terus ritmenya gonta-ganti.
Tapi gini deh, cap cip cup kembang kuncup, pilihan akhirnya jatuh sama rekomendasi film. Fiuh, berat juga loh ternyata, dan tidak semudah itu menentukan rekomendasi film. Aselik, aku sendiri sekarang sedang berjuang ke kancah perfilman. Jadi enggak mudah bilang "oh ini bagus, oh ini jelek, oh ini enggak recommended". Gimana ya, nanti giliran aku yang bikin film, dibalikin kayak gitu, kan ngeper juga. Hiahahaha.
Baiklah, aku akan menghindari merekomendasikan film Indonesia. Sedih sebenernya, mengingat aslinya buanyak banget film yang bagus dan enggak tayang lama di bioskop. Film yang tayang secara independent dan dari festival ke festival pun ya amplop jumlahnya. Tapi demi kebaikan dan keamanan bersama, aku merekomendasikan 5 FILM TENTANG KELUARGA.
Warning: nontonnya sama pasangan saja ya. Karena ini bukan film buat anak-anak.
1. LIFE IS BEAUTIFUL (1997)Tapi gini deh, cap cip cup kembang kuncup, pilihan akhirnya jatuh sama rekomendasi film. Fiuh, berat juga loh ternyata, dan tidak semudah itu menentukan rekomendasi film. Aselik, aku sendiri sekarang sedang berjuang ke kancah perfilman. Jadi enggak mudah bilang "oh ini bagus, oh ini jelek, oh ini enggak recommended". Gimana ya, nanti giliran aku yang bikin film, dibalikin kayak gitu, kan ngeper juga. Hiahahaha.
Baiklah, aku akan menghindari merekomendasikan film Indonesia. Sedih sebenernya, mengingat aslinya buanyak banget film yang bagus dan enggak tayang lama di bioskop. Film yang tayang secara independent dan dari festival ke festival pun ya amplop jumlahnya. Tapi demi kebaikan dan keamanan bersama, aku merekomendasikan 5 FILM TENTANG KELUARGA.
Sounds cheesy, biar! Kau tidak tahu capeknya bikin film kan ferguso? Ya sudah, enggak banyak cing cong, ini dia pilihanku.
Warning: nontonnya sama pasangan saja ya. Karena ini bukan film buat anak-anak.
Source: https://www.freepik.com/free-photo/couple-watching-interesting-film-together_2273243.htm#term=watching%20movies&page=3&position=28 |
Rasanya enggak muluk-muluk jika film ini punya jargon An Unforgettable fable that proves love, family, and imagination conquer all.
Haqqul Yaqin kebanyakan anak film suka sama film-filmnya Roberto Benigni. Dia tuh italian actor, screenwriter, plus director. Dan sudah bisa ditebak, Life Is Beautiful, merupakan film yang berhasil disutradarai sekaligus diperankannya.
Jujur saja ya, aku nonton film ini atas rekomendasi temen-temen waktu awal kuliah. Katanya, "hidup kamu enggak lengkap kalau kamu belum nonton Life is Beautiful" gitu coba. Ya masa' aku melewatkannya? Gengsi ah hahaha.
Di filmnya ini Benigni memerankan Guido, seorang pria yang konyol dan punya banyak imaji. Dia punya drama asmara dengan Dora. Enggak mudah menaklukan Dora, karena mereka punya kelas yang berbeda, Dora dari keluarga kaya raya, dan Guido dari orang yang sederhana. Singkatnya, mereka lalu menikah dan punya anak bernama Giosuè.
Film Life is Beautiful sebetulnya punya genre comedy-drama. Jadi alurnya drama, dikemas secara komedi, tapi mak jleb gitu. Aduh gimana mendeskripsikannya. Yang jelas Life is Beautiful mengambil latar belakang tragedi Holokaus tahun 1930. Kebayang enggak, pembantaian besar-besaran yang dilakukan oleh Nazi terhadap Yahudi divisualisasikan ke dalam film komedi. But, i think Benigni did the great job.
Aku yang masih awam banget soal film, ketika nonton ini, hatiku serasa dicampuradukin. Antara mau ketawa ngelihat akting Benigni yang lucu tapi satir, sedih karena jalan ceritanya, dan epilognya yang paling membuatku menitikkan air mata seraya tersenyum bahwa, yeaaa... life is beautiful. Semua orang punya caranya untuk membuat hidup lebih berarti.
Isi pesannya dapet banget, aku sampai ikutan bahagia tapi ya sedih juga ketika pada ending, diceritakan bahwa Giosuè berhasil meraih impiannya yaitu mendapat tank, sedangkan dia belum sadar karena ayahnya sudah mati. Serius, sesedih itu deh.
Menonton ini bikin aku paham, bahwa semua masalah punya sisi positifnya, dan kita enggak perlu banyak bersedih, tinggal bagaimana cara kita menyikapinya. Sekonyol apapun, kalau kamu bisa berjuang untuk orang di sekelilingmu, itu akan menjadi perjuangan yang tak akan sia-sia. Maka jika Life is Beautiful ini banyak mendapat penghargaan Oscar dengan berbagai nominasi, bagi bangsa eropa, tentu ini adalah kebahagiaan yang hakiki.
Nothing is more necessary than the unnecessary.
Hasil duet pasangan suami istri yakni Jonathan Dayton dan Valerie Faris sebagai sutradara. Little Miss Sunshine termasuk film berbudget rendah, hanya dengan $8 juta, tapi bisa memperoleh keuntungan diatas $100 juta. Empat nominasi Oscar pada tahun 2007 juga berhasil disabet. Sungguh wow kan, film yang banyak peminatnya bukan melulu soal film berbau teknik masa kini.
Rasanya bakal panjang kalau aku menulis sinopsinya di sini. Tapi yang pertama kali kuingat ketika menonton film ini adalah, film paling realistis yang pernah aku tonton. Ketika semua orang banyak disuguhi cerita keluarga yang penuh impian dan nangis-nangis doang, kemudian datang mukjizat, Little Miss Sunshine sangat berbeda.
Bercerita tentang sebuah keluarga yang punya banyak karakter, mulai dari Ayah yang sangat menggebu-gebu buat sukses, Paman Frank yang despresi, Kakek yang agak konyol, Dwayne, sang Kakak yang sama anehnya, dan Olive si anak kecil dengan tubuh bantet yang ingin memenangkan ajang pencarian bakat, bernama Little Miss Sunshine. Rada gila memang, mengingat Olive ini bentuknya saja sudah enggak meyakinkan, plus enggak ada yang spesial.
Tapi justru kemudian mereka bisa disatukan pelan-pelan dalam perjalanan mengantar Olive kontes tersebut. Keluarga dengan banyak isi kepala dan masing-masing karakternya ini terlihat sangat antusias walaupun di dalamnya menuai banyak konfik. Seru sih, seakan kita sedang diajak untuk turut ke dalam cerita nyata.
Yang bikin gempar adalah, Sang Kakek meninggal dunia padahal perjalanan masih panjang. Wah beneran deh, antara lucu tapi juga miris, konfliknya bisa sengalir ini. Terus mereka bingung dong, mau nganterin Kakek balik ke California atau tetep melanjutkan ke Little Miss Sunshine.
Eits, daku enggak mau spoiler banyak. Pokoknya layak tonton kok. This was so reasonable and related about family itself.
Richard: Oh my God, I’m getting pulled over. Everyone, just pretend to be normal.
3. THE PURSUIT OF HAPPYNESS (2006)
Make sure dulu, judul filmnya memang THE PURSUIT OF HAPPYNESS. Pakai Y. Dijelaskan kok di filmnya, kenapa pakai Y, hehehe.
Film ini termasuk film inspiratif dan cocok buat kita-kita yang sedang berjuang memperoleh masa depan. Ibaratnya, roda itu bisa berputar, dan apa yang kita citakan bisa tercapai apabila kita sudah benar-benar berusaha walaupun itu terasa sangat menyakitkan sekalipun.
Jangan anggap film ini fiktif belaka, karena justru berdasarkan kisah nyata. Chris Gardner, seorang salesmen yang punya tanggungan hidup anak dan istri, berusaha menjual alat kesehatan yang susahnya minta ampun. Alat kesehatan ini sebenernya bagus, sayangnya mahal dan banyak Rumah Sakit menolaknya.
Linda, istri Chris sampai menambah shift kerjaannya karena keuangan mereka makin susah, padahal ya Chris sudah berusaha sekuatnya. Tapi ini realistis banget sih, mengingat kita kalau enggak berpenghasilan ya keluarga mau makan apa. Ini nih yang kadang kerasa relate sama kehidupan kita.
Sempat rebutan Christopher (anaknya) mau diasuh siapa, akhirnya Christhoper diasuh sama Chris. Berdarah-darah banget sih lihat perjuangan mereka. Mulai dari tidur di toilet umum, sampai kehilangan alat yang dijualnya. Tapi yang digarisbawahi di sini adalah Chris adalah orang yang optimis serta tipe pekerja keras. Enggak main-main, dia bahkan kayak enggak bisa tidur saking berjuangnya.
Jadi intinya, nonton film ini tuh kita diajak buat mencapai cita-citanya dengan sesungguh-sungguhnya. Kalian gimana, sudah nonton kan?
I am not what happened to me, I am what i choose to become.
4. I AM SAM (2001)
Pertama kalinya kenal Dakota Fanning di film ini, dan seperti yang kalian tahu, she is so amazing since the first time.
Pernah enggak berpikiran kita tumbuh sebagai anak yang sehat lahir batin tapi kita punya Ayah yang intellectual disability? Plus, single parent pula.
Lucy, sudah sejak kecil ditinggal Ibunya dan hanya hidup berdua dengan Sang Ayah. Lucy ini anak baik, ia banyak di dukung oleh teman-temannya maupun tetangganya ketika Ayah harus bekerja. Kehidupannya nyaris mulus dan layaknya orang normal. Namun tiba-tiba semua berubah ketika Lucy beranjak besar. Lucy akhirnya sadar kalau Ayahnya berbeda. Mana temen-temennya sering ngejekin dia pula. Lucy pun malu dan mulai berpikir layaknya orang dewasa.
Aku paling ngregel nonton scene, ketika Sam berusaha buat mencari seorang pengacara. Sam bersikeras dan ingin membuktikan kepada banyak orang bahwa ia juga mampu membesarkan buah hatinya. Keberuntungan datang lewat seorang pengacara bernama Rita Harrison. Rita yang tadinya enggak mau membela Sam, akhirnya berubah pikiran dan bersedia membantu Sam tanpa dibayar.
Kehidupan perlahan membaik dan berjalan seperti biasanya. Nah, pelajaran yang bisa dipetik dari I am Sam ini sebenernya banyak banget. Salah satunya yaitu kita harus menyadari bahwa keterbelakang mental sebaiknya bukan dipandang sebelah mata. Mereka juga pengen loh hidup yang normal dan diberikan semangat, bukan malah dicerca.
Buat kalian yang belum pernah nonton, percaya deh, ini adalah salah satu film yang wajib tonton. Diperankan apik oleh Sean Penn dan Dakota Fanning, ditambah original soundtrack dari The Beatles. Sungguhpun tiada yang bikin film ini tidak layak tonton bukan?
Best Quotes:
Lucy: All you need is love.
5. SEARCHING (2018)
Wah dari keempat film kok kayaknya film jadul semua ya hahaha. Ya maklum, masa remajaku dihabiskan di tahun 2000an awal. Tapi biar netral, aku kasih rekomendasi film 2018 deh. Ini dia, SEARCHING.
Awal tertarik nonton film ini, salah satunya adalah aktornya yang juga memerankan Harrold dalam Harrold and Kumar. Aku seneng loh sama actingny John Co ini. Dia aktor chinese yang termasuk sukses di kancah perfilman hollywood.
Oke, sekarang kita ngomongin filmnya yuk. Diceritakan bahwa David Kim adalah seorang ayah yang tengah kehilangan anak gadis semata wayangnya, bernama, Margot Kim. Selayaknya detektif, David pun mulai melaporkan peristiwa ke pihak keamanan dan akhirnya mendapatkan detektif sendiri buat ngebantu masalahnya. Di sini David enggak langsung pasrah semuanya pada si detektif, namun juga dia turut mencari tahu sampai beberapa konflik datang dan kita sebagai penonton dihadapkan pada masalah yang membuat kita ikutan menerka. Wah siapa nih yang nyulik. David sendiri berusaha setengah mati biar putrinya kembali, dia sampai menghubungi temen-temennya, dan hampir gila. But, lesson learned, he really knows his daughter.
Apiknya, kemasan film beda banget sama kebanyakan film lainnya. Tampilannya bahkan banyak yang seakan layar laptop, seperti chatting, beberapa sosial media, dan video-video keluarga dari Margot kecil sampai gedhe. Serius, bagi seorang sineas, hal semacam ini menjadi asupan dan pengaruh yang baik. Ternyata sebuah film, tampilannya enggak melulu beauty shot doang ya!
Aku enggak mau banyak spoiler lagi. Tapi buat kalian penasaran deh, ending film ini plot twist banget. Sampai kita pasti batin gini, sial, padahal tadi sudah sempet mikir ina inu, ternyata yang keluar eeeh itu. Gemes sih. Pengen juga kan bikin film model begini hehehe.
Best quotes:
I know my daughter.
***
FYI saja, kelima film yang aku sebut barusan kebanyakan sempet bikin aku nangis dalam hati. Ya malu kali nangisnya diledakkin. Paling sentrap sentrup, wk.
Ini sebenernya masih pengen nambah lagi saking aku suka nonton film dengan genre drama. Tapi beneran kan, drama yang aku tonton cukup berkelas dan enggak menye-menye. Pokoknya diantara 5 film tadi, kalau ada yang belum nonton, gih sana cepetan tonton. Siapa tahu setelahnya kamu bakalan lebih mencitai hidup kamu dan bersyukur apa yang telah kamu terima.
By the way, asik juga ya bikin review film kayak gini, walaupun sangat menyita waktu. Dari tadi pagi, sampai siang belum kelar-kelar juga hahaha. Nanti deh kapan-kapan aku bikin ulasan film lagi, tapi dari sudut pandang penonton ya, karena beneran aku takut kalau dari segi pembuat film. Huhuhu. Aku support semua film kok, karena apa? Karena membuat film itu tidaklah gampang!
Sip ya. Bye.
#BloggerPerempuan
#BPN30dayChallenge2018
#day 10
5 komentar
Keren2 rekomendasi filmnya mbaa
ReplyDeletePursuit of Happiness, nontonnya nangis :") haru banget. Makasih rekomendasinya mbak!
ReplyDeletepernah nonton yang persuite happines sama i am the sam. tapi ngantuk nonton film beginian. jadi harus diputer berkali-kali. hahaha
ReplyDeleteBaru nonton yang the pursuit of happiness doang. Mewek banget. Yang lain boleh jadi refrensi buat weekend nih.
ReplyDelete"Bonjorno la prince pessa"
ReplyDeleteah bagi saya film Life is beautifull paling nyentuh di list ini.. suka banget sama karakter bapak yang suka menghibur keluarganya meskipun mereka hidup pas-pasan. jadi kangen nonton film itu. heheh.