Pandemi ini ya, memang moment yang bikin panas dingin. Buat yang bisa WFH kayak aku, kadang bikin kita jengkel karena stuck di rumah saja dan bosen, di sisi lain kita bersyukur plus mau enggak mau bikin kreativitas kita terasah, becoz this is the new normal, right. Seakan sudah pasrah kapan semua berakhir, pokoknya kita bertahan dulu, wes biarin orang mau cuma rebahan nonton drakor, nyetatus perkembangan anak mulu, atau upload foto selfie tiap hari. Enggak ada yang salah. Setiap orang lagi mencari cara untuk tetap waras dan baik-baik saja.
Sebetulnya enggak ada yang berubah dari semua aktivitas normalku, kecuali Alya yang 24 jam ada di rumah. Anaknya sudah lumayan bisa main sendiri sekarang. Sudah agak enggak ngak-ngek kayak pas pertama. Tapi kan, ya namanya bocah suka main, kalau pas ketemu mood bete dan bosennya, waduuuh, mulai deh tuh rumah jadi porak poranda. Aku dan Suami harus gantian nemenin Alya, dari yang main tenda-tendaan, masak-masak-an, ayunan, cerita-cerita, sampai nangis-nangis giliran disuruh Iqra'. Lainnya aman.
Terus, yang namanya di rumah doang mulu itu kan kayak kita pengen bikin sesuatu yang baru gitu, nah, Suami memang hobby dan suka bereksperimen masak. Mulai bikin dalgona, bikin telur lockdown, bikin kreasi keju sama kentang, dadar gulung, sampai bitterballen. Almost enggak ada yang failed. Enak, beneran. Aku kalah kalau soal bikin yang aneh-aneh.
Dulu Suami memang pernah ngajakin bisnis makanan, tapi dulu kan ya gimana ya kayak belum saatnya dan belum nerasa butuh gitu hehehe. Sekarang agak memanfaatkan moment #dirumahaja, dan mikirnya lumayan nih, buat nambah pemasukan yang banyak ke-pendingnya. So, kami percaya diri bikin olahan makanan, dengan konsep FROZEN FOOD.
Produk yang kami bikin pertama, adalah stick kentang keju. Kentangnya kami beli dari temen kami yang rumahnya di dieng dengan kualitas kentang yang bagus. Bikin stick kayak gini gampang sebetulnya, kami enggak ada ramuan khusus, tapi cuma berani di beberapa bahan yang premium. Jadi kerasanya ya mantap. Yang bikin susah justru pengemasannya dan beberapa kali kejadian, ketika sampai konsumen, bentuk kentangnya jadi pecah dan kembali lembek. Ini sempet ngebingungin sih, dan kami enggak mau bikin konsumen kecewa. Akhirnya kami ganti beberapa yang failed tersebut, walaupun mungkin ada beberapa faktor seperti cara menyimpannya yang kami enggak tahu.
Yang paling lucu dan bikin kami seneng tapi capek gitu, adalah peminatnya ternyata banyak juga boss!! Baru update status langsung pada pesen. Ini tuh ceritanya Suami belum kelar motongin dan di-packing, aku udah update status via whatsapp. Aku enggak nyangka lho peminatnya sampai temen-temen lama juga. Padahal awalnya kami bikin cuma 5 kilogram-an kentang, yang jadi 25 kentang. Ampun deh, encok ternyata.
Belum delivery-nya yang panas-panas, puasa, masa pandemi yang mengharuskan kita pakai masker terus. Asli sumpek sih. Wkwkwk.
Tahu jualanku laris dan laku, Mama menawarkan bikin ayam katsu frozen. Mama ini dulu pernah bikin booth di daerah Magelang Kota, yang menunya katsu ala bento, sempol, dan macem-macem minuman. Lumayan laris. Cuma Mama capek karena apa-apa sendiri. Nah, kalau modelan frozen food begini, kan bikinnya di rumah dan di waktu senggang doang.
Tapi gimana ya, namanya antuasias, Mama sehari langsung bikin 2 kg langsung! Mungkin karena Mama sudah biasa dan cincay lah bikin katsu kayak gini. Alhamdulillah juga sehari langsung banyak yang pesen.
Oh iya, selain ayam katsu, ada juga kulit katsu. Rasanya enak juga, gurih crispy, banyak juga yang minat, mungkin karena harganya juga jauh lebih murah.
Aku seneng sih bikin makanan kayak gini. Kata Suami, "mereka belum tahu rasanya kok sudah percaya ya?" Hahaha. Bener juga ya. Tapi serius ini banyak juga kok yang repeat order. Kata mereka rasanya enak kayak yang di mall-mall.
Selama pandemi ini, aku berusaha tetap waras dan pemasukan jalan terus. Bisnis kecil-kecilan kayak gini masih aku anggap sebagai hobby dan bikin PO saja biar enggak keteteran. Maklum, kerjaanku nulis naskah juga enggak kalah kejar-kejaran. Belum bisa manage waktu dengan baik dan benar. Insyaallah nanti kalau sudah jalan dan alurnya sudah lancar, pengennya sih ya dibikin gedhe sekalian. Karena aku juga enggak mungkin kerja nulis terus ya kan. Nulisnya bisa sih terus nulis. Tapi enggak mungkin jadi kerjaan utama terus-menerus. Tetep pengen dong, bikin usaha dengan passive income. Itu goal utama yang muluk-muluk.
Baca juga: Corona dan Cara Kita
Baca juga: Corona dan Cara Kita
Kalau, saat ini. yang penting aku sudah berusaha, dan berdoa. Lainnya cuma bisa pasrah sama yang kuasa. Jalanin saja dulu, nanti kita nemu jalan lebih mulus atau justru jalan lainnya, ya siapin saja diri kita. Berbinis kecil-kecilan kayak gini memang asyik dan mendebarkan. Kudu banyak sinau juga soal pemasaran. Pelan-pelan, nanti semua akan terselesaikan.
Semoga kita semua selalu sehat dan diberikan rahmat. Semoga bisnis baru ini bikin kami makin semangat dan melihat hari-hari enggak suram lagi. Ada harapan baru di tengah pandemi. Kita harus bertahan sampai nanti. Booyah!