7 THINGS TO DO TO STAY HAPPY
Beberapa hari ini aku mix feeling antara sedih karena enggak bisa mudik (lagi) ke Pangkalan Bun, tapi juga lega karena duit jadi bisa kepakai buat macam-macam. Awalnya faktor uang ini adalah problem utama kami sih. Ya gimana enggak, tiap kami ke Pangkalan Bun, paling enggak harus siap duit 5-15 juta, baik untuk tiket PP bertiga, makan sehari-hari, sampai harus spare duit biar pas balik Jawa masih agak bisa santai. Mungkin terdengar sedikit dan bisa dijangkau, tapi buat kami duit segitu cukup banyak euy, bisa bayar uang pangkal Alya dan bisa hidup selama berbulan-bulan.
Banyak yang bilang kalau duit bisa dicari, pun jangan perhitungan kalau udah soal orang tua, tapi kan kami masih dalam tahap berjuang. Banyak pembayaran yang belum lancar. Bukan yang ijig-ijig bisa terkumpul dengan gampang dan kerjaan bisa ditawar. Di belakang kami ini, ketika kami serius kerja cari uang, tekanan deadline bertubi-tubi datang. Kadang sampai ada loh, termin pembayaran yang nyaris kelupaan dan harus ditagih duluan. Itu belum ngomongin stress-nya revisi, atau kudu melek malam-malam karena ada problem di paska produksi padahal besok tayang. Rasanya kok enggak adil ya, ketika kita fokus kerja cari uang dan fokus buat nyenengin orang tua, jatuhnya di-judge: "kok kamu enggak perhatian sama orang tua yang telah membesarkanmu sih?" T.T ya memangnya sini foya-foya dan lupa beliau-beliau ini begitu aja?
In my very humble opinion: jarak bukan ukuran kedekatan kita. Mertuaku emang jauh, tapi kami hampir tiap hari chatting dan tanya kabar mereka. Beban bener deh, ketika jauh gini dan enggak bisa bantu apa-apa. But little did I know, rasa sayang tidak bisa diukur dari seberapa kita memberi mereka dengan sesuatu. Karena faktanya, ada hal-hal kecil lain yang mereka butuhkan seperti perhatian, proses berjuang biar mereka bangga, dan proses mandiri yang sebenar-benarnya.
Namun tampaknya enggak mudah bagiku yang kalau udah kepikiran gini, ngapa-ngapain sering gampang ke-distract. Akhir-akhir ini bahkan sering mellow sendiri, mikir kalau emang udah 2 tahun enggak ngerayain lebaran bareng. Sedih banget nget nget! Mereka emang mertuaku, tapi udah seperti orang tuaku sendiri, fyi.
Beberapa kali ngobrol sama Suami, yang pastinya aku tahu dia lebih kangen dan lebih pengen mudik ketimbang aku sama Alya. Kami bertiga sampai bikin planning macem-macem, dan berpikir cepat gimana solusinya. Mertua sebetulnya enggak apa-apa, but sometimes juga mengharap karena it's so natural, ya gimana sih wong anaknya jauh.
Suddenly 2 hari yang lalu diumumin kalau enggak boleh mudik dari tanggal 22 April - 24 Mei dengan beberapa syarat dan ketentuan yang berlaku. Kalau pun mau pulang Pangkalan Bun berarti opsinya setelah tanggal yang ditetapkan tersebut. Which is, kemungkinannya juga kecil karena aku kan sekarang kerja kantoran. Well, akhirnya kami memutuskan supaya fokus pada kerjaan dan goals kita buat nyenengin orang tua. Yaps, kami berusaha supaya tetap bergerak, kembali ke rutinitas, dan lebih giat mengejar cita-cita. Biarlah proses perjuangan ini enggak kami tampakkan, enggak kami jadikan beban, biar yang lain juga ikut senang. Kan semua orang punya peHidud
So, aku paham sih, kenapa orang mengira kami ini always happy bertiga. Always 'kayak enggak ada beban'. Always cuek dan tetep punya pendirian. Di bawah ini, aku kasih tahu ke kalian, apa aja yang aku lakukan supaya tetap happy dan pikiran fokus ke tujuan yah. Agak deep, because somehow aku se-mellow ini, but trust me, these things are very important to our life.
1. TETAP MENYIBUKKAN DIRI DENGAN PEKERJAAN
Aku adalah orang yang percaya that everyone has their own pain, yang mungkin enggak ditunjukkinnya. Jadi, kalimat ini sangat manjur biar aku tetap semangat dan kembali melanjutkan kerjaan. Kalau kita cuma ngandelin depresi dan capek hati, rasanya kok sia-sia doang. Hidup bukan cuma menunggu, tapi juga perlu usaha dan waktu. Kalau kita sibuk dengan proses, biasanya hasil yang kita peroleh justru bukan lagi goals kita melainkan letak bersyukur apapun hasilnya.
Contohnya ketika aku belum bisa meraih impianku bikin film layar lebar. Bayanganku ketika memutuskan menjadi penulis naskah, aku akan bergulat pada skenario drama, thriller, atau dokumenter. Waktu itu aku sampai enggak tahu malu, pokoknya asal ketemu temen lama atau kenalan di bidang audio visual, aku dengan percaya diri bilang: "kalau butuh scriptwriter aku sia". Padahal kenyataannya, aku juga masih belajar.
Dalam prosesnya, ternyata enggak semudah yang dibayangkan. Aku banyak dapat kerjaannya ya lewat media televisi. Film pendek dan dokumenter bisa dihitung dengan jari, alias kalau mau dapat kerjaan layar lebar pastinya bakal lebih sulit. Nah, di pertengahan proses inilah aku juga dilirik oleh beberapa pelaku animasi di Indonesia. Padahal kalau dipikir-pikir, pengalamanku di bidang animasi juga enggak banyak. Dulu cuma pernah gabung di studio animasi, yang mana ini hasil kerja sama production house tempatku bernaung dengan salah satu investor besar di Indonesia. Jadi ya, bisa dibilang aku di-hire karena aku di situ duluan.
Menerima tawaran animasi itu sempet bikin aku pesimis, tapi dalam hati bangga juga. Kan enggak banyak penulis yang konsen di animasi. Untuk itulah aku mulai berpikir bahwa, wah jangan-jangan ini emang jalan lain yang Tuhan pilihkan buatku, mengingat aku sangat menikmati proses bikin animasi. Someday ketika aku emang enggak bisa meraih jalanku buat nulis skenario film layar lebar, paling enggak aku bisa melalui another way yang enggak kalah kerennya. Aku harap aku bisa dipertimbangkan di industri animasi Indonesia.
So, menyibukkan diri dengan hal-hal bermanfaat seperti ini, it sure makes me very happy. Aku sibuk dengan caraku sendiri untuk mengembangkan diri :)
2. MENDAPAT SUPPORT DARI ORANG-ORANG SEKITAR
Hal yang enggak kalah penting agar bisa bikin kita happy adalah, fokus ke support orang-orang di sekitar kita, ketimbang mikirin yang enggak suka sama kita. Pernah denger kan quotes yang terkenal: I don’t have time to worry about who doesn’t like me. I’m too busy loving the people who love me?
Ini tuh bener banget! Behubungan sama skala prioritas. Karena ketika kita punya skala prioritas, otomatis kita akan menaruh sesuatu yang paling urgent untuk diletakkan paling atas. Nah, semakin banyak yang bisa kita lakukan, pastinya membuat kita lupa dengan hal-hal yang enggak perlu. Contohnya ya omongan netizen yang menyakitkan. Boleh lah sesekali buat saran, tapi kalau keterlaluan ya buat apa dipikirin? Ngabisin energi doang ya kan?
Saat ini aku jauh lebih seneng karena punya circle yang nyaman. Mereka adalah keluarga kecilku, dan temen-temen di sekitarku. Mereka memberikanku kebebasan untuk menentukan pilihan, dan enggak maksa jadi apa yang mereka mau. Aku ya aku, bukan yang lain. Misal ada sifatku yang kurang baik, pastinya mereka akan menegurku dengan cara yang halus sehingga aku sadar diri untuk berubah lebih baik lagi.
Support mereka adalah something precious yang enggak ada duanya. Aku sangat paham kalau keluargaku sudah ambyar, mama papa cerai, dan hingga saat ini enggak baik-baik aja. Jadi, aku harus memperbaikinya lewat orang-orang yang aku pilih untuk senantiasa menemani proses perjuangan. Alhamdulillah now it feels better and better.
3. KEBEBASAN MENENTUKAN PILIHAN YANG BAIK
Ngerasa lama enggak bisa menentukan sesuatu dari dalam hati, setelah menikah ini aku bisa lebih berekspresi. Seperti yang sering aku ceritain kalau suami dan anakku support banget soal pilihanku, seperti karir, yang mana akan berpengaruh pada kewarasan hidupku. Mereka sama sekali enggak membatasi aku untuk berkarya lebih baik lagi. Tapi tentunya didukung dengan aku yang harus sadar dan tahu diri, hal mana yang harus dihindari.
Ternyata, ketika aku diberi kebebasan untuk memilih, justru aku mendapatkan diriku lebih baik lagi. Aku mampu bertanggungjawab atas karirku, dan aku bisa bangga terhadap diriku. Makanya, aku juga memberlakukan hal ini kepada Alya sejak kecil, because I realized she was not me and she carries herself. Aku enggak boleh maksain kehendakku agar Alya bisa sama dengan pikiranku.
4. BERUSAHA SUPAYA CASHFLOW LANCAR
Another thing yang enggak kalah penting. Termin bayaran boleh lah sesekali terlambat, atau pernah juga enggak dibayar dengan alasan lupa, bikin aku malas nagih eiym! Tapi satu hal yang bikin kita masih bisa haha hihi dan enggak stress berlebihan: CASHFLOW RUMAH TANGGA AMAN LANCAR.
Pokoknya asal masih ada pemasukan rutin tiap bulan dari lubang lain, insyaallah kami chill mah! Mulai dari listrik, asuransi, air, tagihan internet, beras, sembako, urusan Alya sekolah, include jajan syantik dan skincare semua tercukupi, ya wes mau apa lagi. Penganuh paham secukupnya, sudah bener-bener cukup. Jadi yaaah, kadang nyadar juga ini kenapa orang cenderung 'nyepelein' pembayaranku, karena aku bener-bener se-santai ini huhuhu. Serba salah emang.
5. LAKUKAN HOBBY DI SELA-SELA KEGIATAN
I am standing on the sidelines of my life. Kalau prioritas utamaku udah kukerjakan, pasti aku akan menyempatkan diri merawat hobby. Emangnya hobbymu apa? Simpe sist! Masak enak, traveling sampai bersih-bersih dan merawat rumah for real. Yes, hobby-nya enggak aneh-aneh kan? Ada sih yang lebih susah kayak nge-band, atau naik motor cowok sendirian, tapi kan lagi enggak mungkin.
Aku melakukan hobby-ku ketika aku buntu. Yang paling sepele kayak beres-beres rumah sampai bagian yang jarang disentuh. Aku bukan OCD sebenernya, tapi kalau tahu rumah udah beres, rapi, wangi, dan kinclong tuh rasanya lega. Enggak engap. Terus kalau udah bersih gitu, mood pun ikutan membaik jadi nyaman untuk bekerja.
6. FAMILY TIME
Buat aku yang walaupun tiap hari bertiga, the real family time itu waktu kami bertiga bisa kruntelan tanpa harus bawa gadget dan ngobrol paling dalam. Terlebih ke Alya, kami sering nanya gimana hari-harinya, ada yang bikin sebel enggak, sampai apa yang bikin dia bahagia. Alya paling seneng nih kalau udah gini. Apalagi ngumpul di depan TV sambil bawa kasur dan ngemil bareng. Sederhana sih, tapi rasanya woooh bakal memorable.
7. ME TIME
Agak mirip dengan hobby, tapi satu ini aku kategorikan untuk bagian merawat diri. Identik sama makeup, skincare-an atau yang berhubungan dengan kecantikan. Maklum udah kepala 3, kalau tubuh enggak dirawat bakal cepet mengalami penuaan. Dulu waktu masih gadis sih seringnya ke salon/ spa, sekarang cukup di rumah aja, atau misal parah-parah pas capek, tinggal panggil tukang pijet ke rumah sudah paling bener.
Kalau ke salon paling banter potong sama creambath, itu plus ngajak Alya karena Alya juga sudah mulai suka haha. Cuma berhubung lagi agak ngirit, jadinya perawatan dengan budget minim. Yang penting masih bisa ngerawat diri lah, toh sekarang ini banyak banget produk perawatan yang lebih terjangkau dan variatif. Tinggal beli online, jadi deh salon-salonan sama Alya.
***
Masih ada hal lain di samping 7 yang aku sebutin di atas. cuma 7 tersebut yang paling penting buat aku. Semua orang emang punya cara berbeda untuk mendapatkan kebahagiaannya. Standart yang kita ciptakan ya paling cocok untuk kita sendiri. Yang penting, usahakan kebahagiaan kita bisa membangun suasana yang baik untuk sekitar, bermanfaat, dan tidak merugikan siapapun. Karena kebahagiaan adalah pilihan.
#BloggerPerempuan
#BPN30dayRamadanBlogChallenge2021
#day 13
0 komentar