HI! MY NAME IS YOSA IRFIANA
Hi! Apa kabar? Salam kenal ya, aku yosa irfiana. Mungkin beberapa dari kalian baru kali ini berkunjung ke blog ku yang sudah ada sejak 2010. Don't worry aku bukan blogger yang sudah lama eksis, tapi aku baru aktif tahun 2017-an, justru ketika aku sudah menikah dan punya anak.
Seperti yang kalian lihat pada tampilan blog ini yang simple, enggak banyak element, tapi isi blog-nya nano-nano, ya seperti itulah representasi diriku. Sehari-hari aku orang yang biasa saja, yang sukanya pakai kaos oblong dan celana jeans, sesekali pakai aksesoris, dan sering pakai boots, tapi sebenarnya di otakku ini penuh dengan hasil pikiranku sendiri. Gayaku boleh cuek, tapi aku enggak bisa berhenti berpikir dan selalu punya imaginasi atas duniaku. Entah itu kerjaan, entah itu urusan rumah tangga, entah itu sosialisasi sama lingkungan. Aku ngerasa bahwa makin dewasa, aku makin mengenali diriku apa adanya, berani speak up, berani berekspresi. Aku nganggep ini asyik! Jadi, alhamdulillah saat ini aku sangat bangga dengan nama: YOSA IRFIANA.
Baca juga: Behind Yosa Irfiana dot Com
Mungkin beberapa dari kalian akan bertanya kembali kenapa aku terlalu bangga dan enggak pakai nickname? Sebenarnya ini bukan terjadi tanpa alasan, dan ada beribu drama sebelumnya. Aku berkali-kali down, bangkit, down lagi, terpuruk, terseok, dan hilang kepercayaan sama siapapun, termasuk diriku sendiri. Aku dilahirkan kecil, pendek, terkadang bisa gendut, dan berkacamata. Gigiku juga gingsul, parahnya lagi pas SMA aku jerawatan pula! Wes jan, lengkap banget yah. Aku sampai mikir, ini tuh kutukan atau apa? Kraay. Dan yang bilang fisik bukan yang utama, mungkin aku pas apesnya saja kali ya. Aku sering enggak dianggap sama siapa saja karena fisikku yang kurang oke. Kalau kata orang jawa, ora ono dedeg'ke.
Sayangnya lagi, keluargaku enggak cukup kompak dan Papa Mama seakan nge-push aku untuk selalu jadi yang terbaik, tanpa tahu ketertarikanku di mana. Mereka bukan tipe orang yang gampang memberikan ekstra les pelajaran, atau pelatihan bakat dan minatku supaya ada pengalihan emosi. Setiap hari, aku tertekan enggak di sekolah, enggak di rumah. Aku cuma punya satu tempat keluh kesah yang sangat mengertiku sejak lahir, yaitu: Buk'e.
Buk'e ini bukan ibuku, tapi sebenarnya adalah Nenekku. Cuma, karena semua keluarga memanggil Buk'e, jadi ya aku ikutan ngelunjak. Plus Minusnya, di keluargaku ini hal yang biasa, lumrah, enggak usah dibawa hati. Kenapa aku deket sama Buk'e, karena Papa Mama kerja dan aku sering dititipkan di Buk'e. Jadi Buk'e tahu banget gimana pertumbuhanku dari kecil hingga ABG. Dari lemas belum makan, sampai aku suka hal-hal seni. Buk'e knows me so well, bahkan waktu itu melebihi aku tahu diriku sendiri. Kalau di rumah Buk'e aku bebas bermain, tapi aku selalu tepat waktu ngaji. Aku enggak dilarang berteman, tapi aku juga selalu belajar. I have my own freedom di antara neraka. Sedih ya, tapi begitulah adanya. Jika saat itu aku bisa berpikir logis, suatu saat aku akan siap dengan perceraian Papa Mama ketika aku dewasa nanti. Iya, Papa Mama cerai karena berbagai alasan, salah satunya: KOMUNIKASI.
Long story short. Aku bisa kuliah dengan jurusan pilihanku sendiri, tentu dengan melalui minggat dulu dari rumah, gontok-gontokan dulu sama Papa, dan ngambek berhari-hari. Saat itu jika aku menuruti kemauan Papaku, aku enggak akan mendapatkan hak ku sebagai seorang anak yang hidup dengan keleluasaan. Kapan lagi aku bisa meminta hak ku kalau tidak dimulai sekarang.
Aku pun menjalani hari-hari berkuliah di seni media rekam jurusan televisi. Hampir semua temen-temenku pintar dan open minded. Semuanya berpengalaman dan berpengetahuan. Aku lalu ngerasa kesusahan mengejar. Aku terseok, dan menemukan jalan yang enggak mulus. Aku enggak punya siapa-siapa dan link untuk bekerja di industri film atau televisi. Tapi waktu itu aku enggak mau tahu, aku sudah dikasih kesempatan yang besar dengan berkuliah dan aku enggak akan melewatkannya. Aku lalu sadar bahwa pertemanan bisa jadi relasi dan beberapa diantara mereka bisa jadi keluarga juga. Aku memanfaatkan ini sebagai powerku, walaupun persaingan masih ada.
Wisuda 2009 |
Waktu kuliah, aku sudah nyambi kerja sebagai waitress di sebuah cafe. Lalu waktu skripsi aku bekerja freelance di event organizer, dan aku lulus tepat 4,5 tahun. Waktu itu bagi orang ISI terkesan prematur dan kurang pengalaman. But I believe in God sudah membuka jalanku. Kebetulan banget, setelahnya aku langsung kerja di production house yang membuatku lebih banyak berkembang, punya banyak link, dan kesempatan di dengarkan. PH-nya enggak bonafide sih, tapi dari situlah aku mulai percaya diri.
Kemudian aku mantap resign 4 tahun setelahnya, dan freelance di beberapa PH sampai sesudah menikah. Butuh waktu enggak sebentar, tapi pada proses itu aku menabur benih kebaikan dengan menjalin relasi ke orang-orang, bikin-bikin proposal, berani menyapa orang-orang besar... Iya, tidak sebentar.
Hari ini sudah 10 tahun berselang. Pekerjaan utamaku hari ini adalah seorang scriptwriter studio animasi. Aku juga banyak dipercaya menulis drama, TVC, program TV di beberapa PH. Sekarang aku sudah punya support system yang kuat untuk meraih cita-cita, yang belum aku raih waktu aku masih tanggungan orang tua. Menikah buatku bukan untuk membatasi, tapi untuk saling mendorong lebih baik lagi. Aku dan Suami alhamdulillah kompak. Anakku pun ngerti pekerjaanku dan bangga padaku. It was so smooth to get my own happiness.
Aku yang dulu selalu bilang, I am nothing, now I proudly say: Hi, I am Yosa Irfiana.
Jadi, jika kalian bertanya, mengapa nama blog-ku yosairfiana? Tentu kalian sudah mengerti mengapa aku bangga :)
#BloggerPerempuan
#BPN30dayRamadanBlogChallenge2021
#day 1
1 komentar
Bagus banget cara nulisnya. Mengalir dan indah.
ReplyDeleteMembaca cerita ini ada beberapa hal yang mirip dengan perjalanan hidupku, yang juga akhirnya membuatku bangga menyandang namaku kemana pun.
Karena itu nama blogku juga pakai nama sendiri seperti ini
Salam kenal ya 😊