THE BIGGEST PLAN
Pembaca blog-ku pasti udah tau dong ya, kalau aku sempet ngalamin up and down beberapa kali, (Eaaa pembaca... pede banget qaqa). E tapi beneran loh, butuh proses yang cukup panjang hingga aku bisa kayak sekarang. Mulai dari masa kecil yang enggak asyik, tumbuh remaja dengan lingkungan toxic, sampai kerjapun sering dibilang enggak bonafit. Seserem itu cobaannya, tapi alhamdulillah aku justru malah makin sekel dan kuat tahan banting ditempa berbagai masalah. Pernah sih sampe insecure dan terpuruk sendirian karena ngerasa enggak punya temen berbagi, cuma itu enggak lama. Dari dulu tiap punya masalah, pelarian terbaikku adalah: bekerja dan fokus ke tujuan utama.
Aku bahkan inget kok, saat itu aku cuma pengen satu: meraih kebebebasan. Lulus kuliah, kerja, bebas dapetin apa yang aku suka.
Pada prakteknya, masalah justru makin banyaksetelah kerja. Senggol bacok dunia kerja pun sempet aku alami hingga akhirnya aku memutuskan jadi freelancer aja deh setelah 4 tahun mengabdi. Tiap step hidup aku namain fase. Tiap fase tersebut punya titik baliknya sendiri-sendiri. Terbukti setelah nikah dan punya anak, jadi freelancer ternyata enggak semulus yang dibayangkan. Rasanya, saat itu siapa sih yang percaya aku bisa nulis naskah? Orang-orang mah percayanya aku terbiasa dengan jabatan Line Producer, yang mana aku biasa handle banyak orang, banyak masalah, dan me-manage jalannya syuting sampai kelar. Permasalahannya, abis lahiran caesar aku enggak bisa banyak gerak, aku juga kena mastitis, aku bahkan baby blues dan mengalami post partum depresion. Hal-hal ini memberatkanku untuk kembali kerja di lapangan sebagaimana biasanya.
Lalu akhirnya aku berdoa kepada Tuhan dengan pasrah: "Ya Allah, aku ingin bekerja lagi untuk membantu kebutuhan rumah tangga, but on the other hand,I wanna see my daughter grow up as we grow older". Panjang, tapi aku yakin, Tuhan selalu mengerti apa usaha dan kebutuhan hambaNya. And then, 6 tahun berselang, now you can see me as a scriptwriter and also you can see my daughter. Dia tumbuh dengan lincah, lucu, dan cerdas. Kami bertiga bisa tetap dengan kesibukan dan aktivitasnya, tapi tetap menemani Alya tumbuh besar. Alhamdulillah, doa'ku dijabah. Simple things sebetulnya, but meaningful for us. Kami enggak muluk-muluk minta ina inu, yang penting hati tentrem, ayem, dan dipenuhi kebaikan itu sudah sangat cukup.
But, setelah satu-per satu goals-ku tercapai, biasanya aku menaruh harapan lagi setelahnya yang lebih besar. Istilahnya, kalau punya angan, aku lakukan dari yang paling bisa dijangkau dulu, biar apa? Ya biar bisa tercapai. Kalau tiba-tiba angannya sudah wow duluan, takutnya malah enggak bisa-bisa dan enggak kekejar. Nah, kalau dari kecil dulu, nanti naiknya pelan-pelan. Hal ini pun sama dengan impianku 5 tahun ke depan.
Sebelum umur 40 tahun, aku harus bisa memperoleh ketentraman hidup yang lebih realistis ketimbang sebelumnya. Kalau sebelumnya soal skill, happiness, or lifestyle, saat ini lebih ngejar semacam financial supaya aku punya pegangan. Satu hal yang kutakutkan dalam hidup: "kita sudah menua tapi belum dapat apa-apa, atau kita meninggal tapi meninggalkan beban". Aku sangat berusaha untuk menghindari hal tersebut. Makanya, yang tadinya aku oke-oke aja jadi medioker, sekarang aku maunya ngebut!
Hal-hal terpenting yang ingin aku capai dalam 5 tahun ke depan adalah:
1. BUILT MY OWN BUSINESS
Aku pernah punya usaha kecil-kecilan setelah resign dari sebuah PH: jualan masker dan lulur organik. Sempet laris juga di pasaran circa 2012-2015, padahal promonya cuma lewat twitter dan temen-temen. Saat itu jadi freelancer di dunia persyutingan belum segencar sekarang, dan bikin aku cuma mengandalkan jualan. To be honest, dapat uang dari usaha yang enggak terduga itu happy juga loh. Aku sampe heran kenapa duitnya bisa melebihi gajian bulanan waktu aku jadi pegawai. Disamping itu, aku enggak pressure-pressure amat ngerjainnya. Walaupun capek bikin lulur dan masker, belum bungkusin, desain dan cetak packaging, belum nyatet orderan sampai ngirim, semua aku lakukan sendiri, tapi beneran enggak kerasa stress! Persis seperti yang Bob Sadino bilang: Setinggi apapun pangkat yang dimiliki, Anda tetap seorang pegawai. Sekecil apapun usaha yang anda punya, Anda adalah bosnya.
Yes, dengan punya bisnis sendiri, I have a comfort zone in my life! Ngapa-ngapain juga bisa aku kendalikan karena aku yang punya kuasa. Aku enggak punya standart apa-apa yang penting semua beres, enggak ada hutang, jujur, dan berkualitas. Makanya aku males hire-hire orang waktu itu haha. Nanti malah ribet dan enggak cocok gimana T.T
Well dari pengalaman itulah, aku pikir mulai sekarang udah harus mikirin bisnis sebagai sampingan dulu. Kecil enggak apa-apa yang penting konsisten. Sekarang bisnis skincare organik-ku itu udah kukut soalnya. Kalau dari kecil, lebih enak ngembangin. Ini lagi bahas terus sih sama suami, semoga tahun depan bisa mulai dijalankan dan bisa dijagain buat masa depan. Tentang bisnisnya apa, masih seputar jualan, tapi enggak akan aku reveal sekarang wkwk. Takutnya nanti malah enggak kejadian. So, doain aja yah.
2. BUILT MY DREAM HOUSE
Satu lagi nih yang agak bergetar tiap menyebutnya dalam doa. Aku pengen banget punya rumah yang asri, dengan lingkungan yang enak, dan bisa dijadiin ruang kerja sekalian. Kecil enggak apa-apa, minimalis juga oke, yang penting bersih, udara dan cahaya gampang masuk. Rumah ala-ala di desa gitu, tapi ya jangan jauh-jauh juga dari tetangga wkwk. Takut euy kalau pas sendirian, terus suwung di rumah. Kalau ada tetangga kan enak, kerasa aman dan nyaman.
Rumah impianku ini akan aku bangun dengan nuansa homey. Di ruang belakang juga ada sisa tanah yang akan aku gunakan sebagai tempat bercocok tanam, bisa buat barbeque-an, nongkrong, sampai bikin tenda-tenda buat anak cucu. Kira-kira gambarannya seperti ini.
Source: Pinterest |
Terus aku juga pengen ruangan kerja dipisah dari ruang utama, biar kerjaanku fokus dan cepet kelar. Mungkin bisa bikin pakai mezzanine gitu, space-nya harus bersih dan rapi. Wah udah deh kalau ngomongin rumah, bisa enggak kelar ngomonginnya.
3. DRIVE MY VERY OWN CAR
Move to another goal, yang sebetulnya sifatnya additional tapi kalau bisa ya lebih baik. Jadi begini, aku tuh kasihan lihat suami sering kecapekan kalau nyetir. Apalagi sering anterin aku PP Magelang-Semarang, belum juga harus kerja dan momong Alya. Aduh, kalau bisa nyetir sendiri, udah aku jabanin! Atau kalau enggak, ya gantian. Udah makin tua, makin encok euy kalau apa-apa sendirian hehe.
Disamping itu aku juga pengen beli mobil sendiri, biar lebih enak mobilitasnya. Enggak ngrepotin siapa-siapa lagi. Lagian ini buat kebutuhan huhuhu, kalau aku nyetirnya pakai motor ya capek juga kak! Zaman muda boleh lah, touring naik motor biar keren kayak lone ranger, sudah tua mah insyaf! Inget boyok! Aku pernah soalnya. Pinjem kata-katanya Mas Pamungkas: Kalau naik motor sendirian, bisa encok sampe ke tulang-tulang! Eh gimanaaa hahaha.
4. SEEING MY DAUGHTER GROW UP AND HAPPY WITH HER LIFE'S BEST CHOICE
Aku yah, kalau udah ngomongin soal keluarga, tuh bakal paling mellow. Tahu sendiri kan, aku berusaha mendidik Alya secara baik dan bijaksana. Termasuk kerja remote itu ya biar bisa melihat perkembangan Alya dari waktu ke waktu. Dulu belum bisa apa, sekarang bisa ngapain aja, aku punya rekaman ingatannya. Seeing her grow up and happy is awesome for me!
Saat ini, Alya udah mau SD sesuai dengan pilihan dan ketertarikannya. Dia juga udah les calistung, Taekwondo, dan udah lincah main in line skate. Aku kaget sebetulnya, mengingat dulu Alya ini agak ringkih dan punya riwayat bronkitis. Alya ternyata bisa tumbuh sehat dan kuat, which means, I don't expect but that's deeply touch my heart for sure.
Baca juga: Yeay! Alya Ikut Taekwondo!
Galak-galak gini aku tuh perhatian sama Alya. Aku seneng dia bisa memilih apa yang dia suka. Dia bisa bertanggungjawab atas apa yang menjadi pilihannya. Kalau boleh jujur, Alya ini adalah sosok impianku waktu masih kecil. Aku nge-fans berat pada anak yang aku didik dengan penuh rasa sayang ini. Alhamdulillah, aku turut bangga. Aku harap, 5 tahun mendatang, Alya akan semakin kuat dan hebat. Menjadi orang bermanfaat dan menebar kebaikan di sekelilingnya. :)
***
5 tahun emang bukan waktu yang sebentar, tapi juga bukan waktu yang lama. Aku harus menikmati prosesnya supaya enggak terasa sia-sia. Realistis aja sih, sekarang aku sudah agak tentram karena sudah mulai punya tabungan, tapi belum seberapa karena masih pengen ngejar seperti investasi biar masa tua dihabiskan dengan ketenangan. Harapanku sangat besar. Perjuanganku juga enggak main-main. Aku pengen produktif sampai akhir usia. Pengen selalu bermanfaat untuk kebaikan semua.
Kalau ada yang ngomong ngapain harapan dan cita-cita ditulis lewat sosial media atau blog, don't worry, mungkin dia belum tahu aja doa mana yang Tuhan aminkan untuk kebaikan orang. Dia enggak ngerti aja tulisan bisa sebagai healing, pengingat, dan semangat biar lebih fokus ke tujuan. :)
#BloggerPerempuan
#BPN30dayRamadanBlogChallenge2021
#day 14
0 komentar