The most skincare yang butuh waktu lama buat aku review tidak lain tidak bukan adalah SERUM. Kalau biasanya review produk cuma butuh waktu 10 hari sampai sebulan buat tahu cocok apa enggak, serum ini cukup berbeda. Apalagi kondisi kulitku agak rewel dan banyak masalah. Jadi, aku sangat menikmati pemakaian serum, melihat progress-nya day by day, serta otak-atik layering skincare yang hikmat biar bisa dapetin efek kulit yang ciamik. 

Buat yang belum tahu, sudah setahun lebih aku menambahkan layering serum pada rangkaian skincare terutama yang mengandung bahan aktif seperti Niacinamide. Niacin ini adalah bentuk dari Vitamin B3 yang bisa disebut the superstar ingredients sejak pertama kali booming. Fungsinya macem-macem banget, antara lain sebagai anti oksidan, mememperbaiki dan memperkuat barrier kulit, mengurangi peradangan dan produksi minyak, meminimalkan pori-pori yang membesar, memperbaiki hiperpigmentasi dan kulit kusam, serta meningkatkan hidrasi dan menghindari penuaan. FYI, produk niacinamide ini emang baru kelihatan efeknya kalau kalian rutin menggunakannya selama 4 minggu lebih. Ya mungkin ada sih yang lebih cepet, tapi aku lebih yakin menggunakannya selama 2-4 bulan biar makin kentara hasilnya.

As you guys know, aku udah bucin niacinamide dan apa-apa kayak harus ada kandungan ini. Entah itu face wash, toner, serum, sampai pelembap. Tapi saat ini karena aku juga konsen sama anti aging seperti kandungan retinol, maka aku memilih produk niacin ini dengan yang berbasis serum. Nanti, serum niacin akan melengkapi skincare anti agingku yang lain. Cuma permasalahannya adalah, ternyata enggak semua serum niacinamide akan cocok dengan layering skincare-ku yang lain. Kadang sampai harus nunggu beberapa hari dulu buat make sure cocok enggaknya, ataupun cermati durasi jeda layering dari produk satu ke produk lain, biar mantep hasilnya.

Bahannya ternyata enggak banyak-banyak! Which means, aku suka. 

Niacinamide ada di urutan kedua. 

Lalu ada Glycerin, Butylene Glycol,  Biosaccharide gum-1, yang bekerja sebagai humektan yang dapat mengunci kelembapan serta menghidrasi kulit. 

Hydroxyethyl Cellulose adalah zat pembentuk gel dan pengental yang berasal dari selulosa, jadi enggak heran kalau teskturnya cenderung seperti gel. 

Centella Asiatica yang dapat meningkatkan kadar sebum atau minyak alami kulit, sehingga kulit terjaga kelembapan dan elastisitasnya. Tanaman pegagan ini juga mengandung saponin yang bisa mempertahankan air lebih lama pada kulit dan mencegah penguapan air dari lapisan epidermis kulit.

Walaupun pada foto di bawah, nanti aku mulai di tanggal 11 Juni, tapi aku sudah memakai produk ini sejak awal mei 2021. Terhitung sudah 2 bulan lebih setia, dan fyi ini termasuk lama juga loh abisnya. Yang paling aku notice, sejak pertama kali pakai, produk ini enggak bikin aku break out, enggak bikin kulitku makin bermasalah, dan masuk-masuk aja di segala macam layering skincare yang aku punya. 

Produk ini emang terkesan lengket di awal, bahkan ngerasa agak berat, tapi tunggu sambil ditepuk-tepuk deh, nanti ketika kita masukin moisturizer sesudahnya, kulit bakalan lebih lembap seutuhnya. Dengan pemakaian teratur, aku ngerasa produk ini bikin kulitku kalem. Efeknya mungkin kayak soothing ya, terus bikin lebih cerah, enggak kusam, tapi terlihat lembap. Kalian bisa lihat sendiri pada foto berikut. Yang paling kentara adalah kemerahan di wajah jadi berukurang banget. Terus spot bekas jerawat seperti blurry. Belum yang hilang sih, tapi aku udah puas banget! Makanya pengen aku telatenin terus.

Di kulitku, produk ini emang enggak bisa mencegah jerawat, tapi paling enggak, ketika ada jerawat muncul, jerawatnya enggak meradang dan kulit enggak kelihatan kemerahan. Sekarang kalian tahu kan, kenapa aku sampai repurchased dua kali? :)